Platform seperti media sosial tidak memiliki regulasi yang memadai untuk memfilter konten berkualitas rendah atau berbahaya. Ini memungkinkan berita palsu menyebar dengan cepat tanpa kontrol yang efektif. Lebih buruk lagi, algoritma pada platform ini sering kali dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna, bukan untuk mempromosikan informasi yang benar. Â
3. Minimnya Literasi Media
Sebagian besar masyarakat belum memiliki keterampilan untuk membedakan berita yang valid dari berita yang menyesatkan. Ketergantungan pada media sosial sebagai sumber utama informasi memperburuk situasi ini. Hasilnya, masyarakat sering kali menerima informasi mentah tanpa memverifikasi kebenarannya, yang semakin memperkuat penyebaran hoaks. Â
Akibat
Masalah ini memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan demokrasi:Â Â
1. Erosi Kepercayaan Publik
Ketidakmampuan media untuk menyediakan berita yang akurat dan relevan telah menyebabkan penurunan kepercayaan publik. Survei menunjukkan bahwa masyarakat semakin sulit membedakan antara berita yang valid dan hoaks, yang memperparah krisis kepercayaan ini. Â
2. Polarisasi Sosial
Algoritma media sosial yang memperkuat konten berdasarkan preferensi pengguna telah menciptakan ruang gema informasi. Hal ini memperburuk polarisasi sosial dan politik, di mana masyarakat hanya terpapar pada informasi yang mendukung pandangan mereka sendiri. Polarisasi ini tidak hanya memecah belah masyarakat, tetapi juga menghambat dialog yang sehat dan konstruktif. Â
3. Ancaman terhadap Demokrasi
Disinformasi yang tidak terkendali dapat memengaruhi proses demokrasi, termasuk pemilu. Informasi palsu yang menyebar luas sering kali digunakan untuk membentuk opini publik dengan cara yang manipulatif. Sebagai contoh, di beberapa negara, kampanye politik yang menggunakan berita palsu telah memengaruhi hasil pemilu dan menciptakan ketegangan politik yang serius. Â