Mohon tunggu...
Choirul Umam
Choirul Umam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berambisi menjadi seorang Jurnalis yang berkualitas dan berguna bagi bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Krisis Kepercayaan Jurnalisme di Era Digital: Dampak Teknologi dan Upaya Pemulihan

23 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 23 Desember 2024   11:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/TxRWwdmTbafju6ZN9

Platform seperti media sosial tidak memiliki regulasi yang memadai untuk memfilter konten berkualitas rendah atau berbahaya. Ini memungkinkan berita palsu menyebar dengan cepat tanpa kontrol yang efektif. Lebih buruk lagi, algoritma pada platform ini sering kali dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna, bukan untuk mempromosikan informasi yang benar.  

3. Minimnya Literasi Media

Sebagian besar masyarakat belum memiliki keterampilan untuk membedakan berita yang valid dari berita yang menyesatkan. Ketergantungan pada media sosial sebagai sumber utama informasi memperburuk situasi ini. Hasilnya, masyarakat sering kali menerima informasi mentah tanpa memverifikasi kebenarannya, yang semakin memperkuat penyebaran hoaks.  

Akibat

Masalah ini memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan demokrasi:  

1. Erosi Kepercayaan Publik

Ketidakmampuan media untuk menyediakan berita yang akurat dan relevan telah menyebabkan penurunan kepercayaan publik. Survei menunjukkan bahwa masyarakat semakin sulit membedakan antara berita yang valid dan hoaks, yang memperparah krisis kepercayaan ini.  

2. Polarisasi Sosial

Algoritma media sosial yang memperkuat konten berdasarkan preferensi pengguna telah menciptakan ruang gema informasi. Hal ini memperburuk polarisasi sosial dan politik, di mana masyarakat hanya terpapar pada informasi yang mendukung pandangan mereka sendiri. Polarisasi ini tidak hanya memecah belah masyarakat, tetapi juga menghambat dialog yang sehat dan konstruktif.  

3. Ancaman terhadap Demokrasi

Disinformasi yang tidak terkendali dapat memengaruhi proses demokrasi, termasuk pemilu. Informasi palsu yang menyebar luas sering kali digunakan untuk membentuk opini publik dengan cara yang manipulatif. Sebagai contoh, di beberapa negara, kampanye politik yang menggunakan berita palsu telah memengaruhi hasil pemilu dan menciptakan ketegangan politik yang serius.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun