Sejarah Islam di Indonesia, sebuah negara dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, mencatat perkembangan dan dinamika yang kaya sejak masuknya agama ini pada abad ke-7. Islam pertama kali memasuki Indonesia melalui jalur perdagangan dan dakwah ulama, membawa bersama perubahan signifikan dalam tatanan sosial dan keagamaan. Interaksi Islam dengan budaya lokal dan pengaruh ajaran dari berbagai wilayah dunia menghasilkan keberagaman praktik keagamaan dan pemahaman Islam di Indonesia.
Salah satu bagian penting dalam sejarah Islam Indonesia adalah munculnya Gerakan Pembaharuan Islam. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, gerakan-gerakan modernis seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) lahir sebagai respons terhadap tantangan perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Muhammadiyah dan NU berkomitmen untuk mengembalikan nilai-nilai Islam yang otentik, sambil memperbaharui pemahaman terhadap ajaran agama. Dengan berusaha memadukan nilai-nilai Islam dengan nilai-nilai modern tanpa menghilangkan akar tradisional, gerakan ini memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan identitas Islam di Indonesia.
Â
Tokoh-tokoh Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia
1. Buya Hamka
Haji Abdul Malik Karim Amirullah atau Buya Hamka pada 17 Februari 1908 di Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, dari pasangan Dr. H. Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) dan Siti Safiyah Binti Gelanggar yang bergelar Bagindo nan Batuah. Buya Hamka merupakan  salah satu tokoh utama dari gerakan pembaharuan yang membawa reformasi Islam (kaum muda).Nama Hamka sendiri merupakan akronim dari namanya, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, sedangkan sebutan Buya adalah panggilan khas untuk orang Minangkabau. Kata Buya sebenarnya berasal dari kata abi, atau abuya dalam bahasa Arab yang berarti ayahku atau orang yang dihormati. Ia banyak melakukan perjalanan yang terpenting diantaranya ke Malaya dan ke Jawa. Dalam kunjungannya ke Jawa Haji Abdul Karim Amrullah berinteraksi dengan pimpinan Syarikat Islam dan Muhammadiyah.
Haji Abdul Karim Amrullah lah yang  Memperkenalkan Muhammadiyah di Minangkabau.
KH. Ahmad Dahlan lahir pada 1 Agustus 1868 di Kauman, Yogyakarta dengan menyandang nama kecil Muhammad Darwis. Ayahnya bernama, KH. Abubakar seorang khatib masjid besar di Kesultanan Yogyakarta, ibunya bernama Siti Aminah seorang anak penghulu. KH. Ahmad Dahlan sudah mendapatkan pendidikan pesantren serta menyerap pengetahuan agama dan bahasa Arab. Kisah KH.Ahmad Dahlan bermula saat ia berusia 15 tahun yang sedang menetap di Mekkah, lalu ia berinteraksi dan tersentuh dengan para pembaharu Islam. Saat itu, dia merasa perlunya adanya pembaharuan Islam di kampungnya, yang masih berbaur sinkretisme dan formalisme. Hal pertama yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan yaitu mengubah arah kiblat yang sebenarnya, kemudian mengajak memperbaiki parit.
KH Ahmad Dahlan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Indonesia. Beliau merupakan pendiri Muhammadiyah, organisasi Islam yang berperan penting dalam pendidikan, sosial, dan dakwah di Indonesia. Muhammadiyah mempromosikan modernisasi Islam, pendidikan umum, serta pemberdayaan masyarakat.Â
3. Ahmad Surkati