Mohon tunggu...
Tito Budiarso
Tito Budiarso Mohon Tunggu... -

Sebesar Impian Anak-anak Kecil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masyarakat Jangan Tertipu Fenomena Jokowi!

12 Maret 2014   19:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:01 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: i43.tinypic.com

[caption id="" align="aligncenter" width="395" caption="sumber: i43.tinypic.com"][/caption] “Saya adalah salah satu yang tertipu dengan fenomena Jokowi. Dulu saya terpukau dengan kepopuleran Jokowi. Saya banyak menulis untuk kampanye Jokowi.  Tetapi Kepemimpinan Jokowi saat ini belum ada prestasi yang bisa dibanggakan. Mana janji Jakarta Baru?”

-AM Fatwa, Anggota DPD DKI Jakarta

Anggota Dewan Perwakilan Darah (DPD) DKI menyesalkan dukungannya kepada Jokowi saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta.  Menurutnya, selama menjabat Gubernur, Jokowi belum menunjukkan prestasi yang dapat dibanggakan.

Berdasarkan pengalamannya, AM Fatwa meminta masyarakat tidak terbuai dengan hasil – hasil survey yang selalu menempatkan Jokowi sebagai tokoh yang paling popular. Meskipu memiliki popularitas tertinggi, bukan berarti Jokowi adalah pemimpin terbaik di negeri ini.

"Survei tinggi jangan orang terpengaruh dan menganggap Jokowi adalah pemimpin terbaik. Ini cuma fenomena fatamorgana,"kata AM Fatwa, Selasa (12/03)  seperti yang dikutip dari merdeka.com.

AM Fatwa bercerita tentang penyesalannya karena tertipu dengan popularitas Jokowi semasa Pilkada DKI 2012. Sewaktu itu, dirinya mengaku sebagai pendukung Jokowi. Banyak  ide – ide dan tulisan Fatwa untuk bahan kampanye Jokowi. Fatwa juga yang mengarahkan kelompok – kelompok  Islam untuk memilih Jokowi padahal saat itu mayoritas Ormas Islam mendukung Foke.

“Jokowi tidak pantas maju jadi calon presiden. dia punya janji mewujudkan Jakarta Baru yang digagas saat kampanye. Sekarang saya kritisi janji Jakarta Baru itu mana?” kata Fatwa.

Fatwa menilai, Jokowi menjadikan politik sebagai jenjang karir dari Walikota, Gubernur lalu  Presiden. Padahal makna politik itu sesungguhnya adalah pengabdian.  Oleh karena itu Jokowi harus memenuhi sumpah dan janji kepada Tuhan dan masyarakat untuk membenahi Jakarta selama masa bhaktinya 5 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun