Utamakan Urusan Partai, Jokowi Benar – Benar Tak Beretika!
[caption id="" align="aligncenter" width="625" caption="sumber: detik.com"][/caption] Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Jokowi berjanji akan melakukan kegiatan partai setiap akhir pekan selama Maret 2014. Jokowi mengaku bahwa penunjukkannya sebagai juru kampanye PDIP tidak akan mengganngu aktivitasnya sebagai Gubernur.
Namun, ternyata Jokowi kembali mengingkari janjinya. Rabu (12/03) Jokowi bolos kerja untuk mengikuti kegiatan partai Banteng tersebut. Bersama Ketua Umum PDIP Megawati, Jokowi berangkat ke Malang dan Blitar, Jawa Timur. Disana Jokowi melakukan kegiatan politik sekaligus berziarah ke makam Presiden RI pertama Soekarno di Blitar.
Menanggapi perilaku tidak disiplin Jokowi ini, Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai orang nomor satu DKI ini melanggar prinsipnya sendiri perihal ketaan pada aturan. Terlebih, Jokowi selalu menekankan para pegawainya untuk berperilaku disiplin tetapi sekarang dia sendiri yang justru melanggar aturan tersebut.
“Itu melanggar etika sebagai pejabat politik Pemda. Pada tingkat tertentu mengurangirespect masyarakat terhadap dia dan akan mengurangi ketaatan. Padahal kalau dilihatkan, Jokowi ingin menggenjot ketaatan baik terhadap pegawai maupun dirinya sendiri. Dengan perlakuan ini, dia akan menghancurkan rintisannya dan mengurangi kewibawaan sebagai pejabat terutama tentang disiplin,” kata Ray.
Hal senada juga disampaikan Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna. Menurutnya, keputusan Jokowi untuk menjadi juru kampanye PDIP dipandang tidak bijak dan tidak beretika. Harusnya, Jokowi lebih mengutamakan warga dan tugasnya sebagai Gubernur ketimbang urusan partai.
“Jadi, harus ada wisdom dari Jokowi. Pilih partai atau warga? Di sini bisa terlihat etika politik seperti apa yang diambil Jokowi. Kalau mau, ya ambil cuti untuk kampanye," kata Yayat.
Kritikan serupa juga dilayangkan coordinator Gerakan Indonesia Bersih (GRIB), Adhie Massardi. Menurutnya, sikap Jokowi yang memilih mengikuti agenda partai ketimbang mengurus Jakarta sudah merugikan masyarakat Jakarta secara moral.
"Ini jabatan publik. Dalam jabatan publik, kepercayaan publik atau trust public itu nomor satu. Kalau publik sudah meragukan apakah (Jokowi) masih fokus atau tidak, akan menjadi masalah besar," ujar Adhie.
Sebelumnya, Gubernur Jokowi dikabarkan berkunjung ke Malang dan Blitar, Jawa Timur di hari kerja tanpa mengambil cuti. Kabar kunjungan Jokowi bersama Megawati tersebut dibenarkan oleh kader PDIP, Eva Kusuma Sundari. “Nyekar,” ujar Eva.
Sikap Jokowi yang tidak berdaya menolak ajakan partainya tersebut sangat disayangkan. Jokowi sangat lemah dan tidak tegas. Hal ini tidak mengherankan karena toh Jokowi juga memiliki kepentingan untuk memuluskan jalannya menuju RI 1. Demi hasratnya menjadi Presiden, Jokowi menggadaikan kepercayaan masyarakat selama ini padanya. Masyarakat sangat kecewa dengan Jokowi yang ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi pemimpin yang tegas dan memegang tegung tanggung jawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H