Mohon tunggu...
Choirul Arkhan Mahendratama
Choirul Arkhan Mahendratama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa D3 perpustakaan Univeristas Sebelas Maret

tradisi unik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semangat Membara! Tradisi Sinoman Unik di Desa JumokJati

13 Juni 2024   00:56 Diperbarui: 13 Juni 2024   01:10 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Desa Jumok yang tenteram, tradisi sinoman selalu menjadi momen yang dinantikan. Namun, tahun ini berbeda. Jumlah pemuda desa yang merantau membuat sinoman terancam sepi. Pak Rt, dengan wajah cemas, mengumpulkan warga untuk mencari solusi.
"Bagaimana jika kita ajak anak-anak sekolah dan para orang tua untuk ikut sinoman?" usul ketua karagtaruna , salah seorang pemimpin organisasi karangtaruna desa. Ide ini disambut antusias oleh warga.


Tak lama, pengumuman pun tersebar. Anak-anak sekolah, dari siswa smp hingga SMA, dengan semangat mendaftarkan diri. Mereka ingin merasakan langsung tradisi turun temurun yang sarat makna. Para orang tua, yang biasanya hanya menjadi penonton, kini ikut turun tangan.


Hari sinoman pun tiba. Suasana desa mendadak riuh. Anak-anak sekolah, dengan seragam rapi, sibuk membantu menyiapkan hidangan. Mereka belajar mengulek sambal, membungkus nasi, dan menyajikan minuman. Para orang tua, dengan penuh semangat, ikut mengangkut peralatan dan menata tempat acara.


Malam harinya, sinoman digelar meriah. Anak-anak sekolah, dengan bangga, menyuguhkan hidangan kepada para tamu. Mereka bercerita tentang pengalaman baru yang mereka dapatkan. Para orang tua, dengan wajah berseri, ikut menari dan bernyanyi bersama pemuda desa.


Sinoman tahun itu menjadi sinoman yang tak terlupakan. Kekurangan pemuda justru menjadi berkah. Anak-anak sekolah belajar menghargai tradisi, sementara orang tua kembali merasakan semangat muda. Sinoman bukan lagi sekadar tradisi, melainkan simbol persatuan dan semangat gotong royong seluruh warga Desa Jumok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun