Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gus Dur dan Imlek: Merayakan Keberagaman dengan Cinta dan Keberanian

29 Januari 2025   09:50 Diperbarui: 29 Januari 2025   09:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Dur dan Perayaan Imlek | www.jatim.viva.co.id

Pelajaran dari Gus Dur

Apa yang dilakukan Gus Dur tidak sekadar memberikan ruang bagi etnis Tionghoa untuk berekspresi, tetapi juga mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, keberanian melawan ketidakadilan. Gus Dur tidak takut menghadapi kritik dan tekanan demi memperjuangkan nilai-nilai universal, seperti keadilan dan kesetaraan. Dalam konteks masyarakat yang sering terjebak dalam politik identitas, keberanian ini sangat relevan.

Kedua, Gus Dur mengajarkan pentingnya dialog antarbudaya. Ia percaya bahwa mengenal budaya lain adalah jalan menuju harmoni. Dengan mengakui Imlek, Gus Dur tidak hanya membebaskan masyarakat Tionghoa dari tekanan, tetapi juga membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk belajar dan menghormati budaya lain.

Ketiga, kebijakan ini menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan ancaman. Sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu merangkul perbedaan, bukan yang takut pada perbedaan.

Kritik dan Tantangan

Namun, keberhasilan Gus Dur ini tidak berarti tanpa tantangan. Meski Imlek kini dirayakan secara terbuka, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa masih belum sepenuhnya hilang. Sebagian masyarakat masih memandang perayaan ini dengan skeptis atau bahkan curiga. Selain itu, politik identitas yang kerap muncul menjelang pemilu masih menjadi ancaman bagi semangat inklusivitas yang diperjuangkan Gus Dur.

Hal ini mengingatkan kita bahwa perjuangan melawan diskriminasi adalah proses panjang. Dibutuhkan keberanian politik, edukasi yang berkelanjutan, dan komitmen dari semua elemen masyarakat untuk menjaga keberagaman tetap hidup.

Warisan Gus Dur: Membuka Jalan, Merawat Kebhinekaan

Kini, setiap kali kita melihat barongsai melompat-lompat di mal, atau menikmati suguhan khas Imlek seperti kue keranjang, kita seharusnya teringat pada sosok Gus Dur. Kebijakan sederhana yang ia ambil telah membuka ruang bagi kita untuk menjadi bangsa yang lebih inklusif.

Namun, warisan Gus Dur bukanlah sesuatu yang selesai di masanya. Ia adalah jalan panjang yang harus terus kita rawat. Merayakan Imlek secara terbuka bukan hanya soal merayakan budaya Tionghoa, tetapi juga tentang merayakan semangat persatuan dan keadilan. Karena pada akhirnya, seperti yang sering dikatakan Gus Dur, "Tidak penting apa agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agamamu."

Jadi, mari kita rayakan Imlek dengan semangat yang diajarkan Gus Dur: cinta, keberanian, dan penghormatan terhadap sesama. Karena keberagaman adalah hadiah yang sepatutnya kita syukuri, bukan kita takuti. Selamat Tahun Baru Imlek!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun