Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warung Egaliter

22 Januari 2025   10:20 Diperbarui: 22 Januari 2025   13:01 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu nasi jagung kang Juki | dok.pri

Kang Juki duduk di sebelahnya, menepuk pundaknya. "Denger ya, Dan. Orang boleh lahir dari mana saja, tapi masa depanmu itu hasil dari usahamu sendiri. Jangan pernah menyerah."

Dan tersenyum tipis. "Tapi saya bingung mulai dari mana, Pak."

"Mulai dari sini, dari warung ini," jawab Kang Juki. "Bantu saya, belajar melayani pelanggan, belajar ngobrol sama orang. Siapa tahu dari situ kamu dapat ide atau jaringan."

Sejak hari itu, Dani membantu Kang Juki di warung. Ia belajar cara membuat kopi, mencatat utang pelanggan, dan bahkan ikut terlibat dalam diskusi-diskusi seru yang sering terjadi di sana. Warung itu menjadi tempat bertemunya ide-ide.

Menu nasi jagung kang Juki | dok.pri
Menu nasi jagung kang Juki | dok.pri

Pernah suatu malam, seorang mahasiswa dari kota bernama Nina datang untuk penelitian. Ia terkejut melihat bagaimana warung kecil itu menjadi pusat aktivitas sosial.

"Kang Juki, warung ini unik sekali," katanya sambil menulis di buku catatannya.

"Unik gimana, Mbak Nina?" tanya Kang Juki sambil membersihkan meja.

"Semua orang di sini tampak setara. Mereka bisa ngobrol bebas, dari petani sampai anak muda, tanpa canggung," jawab Nina.

Kang Juki tertawa kecil. "Ya begitulah, Mbak. Di warung ini nggak ada yang lebih tinggi atau rendah. Semua sama, yang penting hati mereka terbuka."

Lama-kelamaan, warung itu semakin dikenal. Orang-orang dari desa tetangga mulai berdatangan, bukan hanya untuk menikmati makanan murah, tapi juga mencari inspirasi. Banyak ide-ide sederhana yang lahir di warung itu: dari kelompok tani, koperasi, hingga acara gotong royong desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun