Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Memprediksi yang Tak Terprediksi, Realita di Balik Kegiatan Harian Kita

21 Januari 2025   14:32 Diperbarui: 22 Januari 2025   22:04 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menebak Ketidakpastian | www.istockphoto.com

Seberapa sering Anda merasa sudah memiliki rencana matang, tapi kemudian semuanya berantakan karena sesuatu yang tak terduga? 

Misalnya, Anda berniat pergi ke kantor lebih awal, tetapi mendadak hujan deras turun tanpa aba-aba, atau ban motor kempes di tengah jalan. 

Realita seperti ini membuat kita sadar bahwa hidup adalah kumpulan kejadian tak terprediksi. Meski teknologi semakin canggih dan manusia berusaha meminimalkan ketidakpastian, ada saja ruang untuk ketidakterdugaan yang membuat kita tersenyum kecut---atau bahkan merenung panjang.

Aktivitas Harian: Rencana VS Realita

Ambil contoh sederhana: perjalanan ke kantor. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata waktu perjalanan masyarakat perkotaan di Indonesia adalah 29 menit per hari.

 Tapi angka ini hanyalah rata-rata. Dalam dunia nyata, ada faktor-faktor seperti macet, kecelakaan, atau lampu merah yang tiba-tiba rusak yang dapat membuat perjalanan tersebut molor hingga dua kali lipat.

Bayangkan, seseorang yang setiap hari berangkat pukul 07.00 pagi dengan estimasi sampai kantor pukul 08.00, mungkin tiba-tiba harus menghadapi kemacetan karena truk mogok di jalan tol. 

Prediksi manusia kalah oleh kenyataan yang tidak bisa ditebak. Ini mengingatkan kita pada istilah dalam teori chaos: "Efek Kupu-Kupu", di mana perubahan kecil di suatu tempat dapat membawa dampak besar di tempat lain.

Mengapa Kita Tak Pernah Benar-Benar Bisa Memprediksi?

Menebak Ketidakpastian | www.istockphoto.com
Menebak Ketidakpastian | www.istockphoto.com

Ketidakmampuan kita memprediksi hal-hal kecil hingga besar dalam kegiatan sehari-hari sesungguhnya adalah cerminan dari kompleksitas dunia yang kita tinggali. Ada beberapa alasan mengapa prediksi sering meleset:

  1. Variabel yang Terlalu Banyak
    Sebuah prediksi akan akurat jika semua variabel yang memengaruhi dapat dihitung dengan tepat. Namun, dalam aktivitas harian, jumlah variabel sering kali tak terbatas. Misalnya, cuaca, perilaku orang lain di jalan, kondisi kendaraan, hingga keadaan tubuh kita sendiri---semuanya adalah variabel yang memengaruhi hasil akhir.

  2. Keterbatasan Data dan Analisis
    Meski data kini melimpah dan alat analisis makin canggih, masih ada keterbatasan dalam memahami pola yang acak. Dalam laporan tahun 2023, McKinsey mencatat bahwa bahkan dalam perusahaan besar yang menggunakan artificial intelligence (AI) untuk memprediksi perilaku konsumen, tingkat akurasi hanya mencapai 85%. Ini artinya, selalu ada ruang untuk kesalahan sebesar 15%---angka yang cukup signifikan ketika diterjemahkan ke dalam kegiatan sehari-hari.

  3. Peran Kejadian Acak
    Seberapa cermat pun kita merencanakan sesuatu, ada peristiwa acak yang tak bisa dihindari. Kejadian ini tidak selalu buruk---kadang justru membawa kejutan manis. Misalnya, ketika terjebak macet, Anda bertemu teman lama yang sudah bertahun-tahun tak bersua.

Bagaimana Menyikapi Ketidakpastian?

Ketidakpastian ini tidak untuk ditakuti, melainkan dipahami dan dikelola. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat membantu kita lebih siap menghadapi kejadian tak terprediksi:

1. Fleksibilitas dalam Rencana
Rencana yang kaku adalah resep untuk frustrasi. Sebaliknya, rencana yang fleksibel memungkinkan kita beradaptasi dengan perubahan. Misalnya, jika Anda tahu ada kemungkinan macet, tambahkan waktu cadangan dalam jadwal perjalanan Anda.

2. Penerapan Prinsip Stoikisme
Filosofi stoikisme mengajarkan untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan menerima dengan lapang dada hal-hal di luar kendali. 

Jika hujan deras mengacaukan rencana perjalanan Anda, alih-alih menggerutu, gunakan waktu tersebut untuk membaca buku atau mendengarkan podcast.

3. Manfaatkan Teknologi, Tapi Jangan Bergantung Sepenuhnya
Teknologi seperti aplikasi cuaca, navigasi, dan pengingat jadwal adalah alat yang sangat berguna untuk meminimalkan ketidakpastian. Namun, jangan lupa bahwa teknologi pun tidak sempurna. 

Sebuah penelitian dari MIT menunjukkan bahwa aplikasi navigasi seperti Google Maps memiliki tingkat kesalahan hingga 10% dalam memperkirakan waktu tempuh.

4. Latih Kemampuan Resiliensi
Ketidakpastian adalah bagian dari hidup, dan salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki adalah resiliensi, yaitu kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan. 

Sebuah studi dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa individu yang resilien cenderung lebih bahagia dan produktif meskipun menghadapi banyak ketidakpastian.

Memaknai Ketidakpastian Sebagai Peluang

Ketidakpastian bukan hanya tentang hal-hal buruk. Di balik setiap kejadian tak terduga, ada peluang yang sering kali tidak terlihat pada awalnya. 

Ketika Anda terlambat sampai kantor karena macet, mungkin Anda punya waktu lebih banyak untuk merenung dan menemukan solusi baru untuk pekerjaan Anda.

Dalam konteks yang lebih besar, banyak inovasi lahir dari ketidakpastian. Pandemi COVID-19, misalnya, memaksa banyak orang untuk beradaptasi dengan bekerja dari rumah. Dari situ, muncul berbagai inovasi seperti platform video conference yang kini menjadi bagian penting dari kehidupan kita.

Kesimpulan

Ketidakpastian dalam kegiatan harian adalah cermin dari kompleksitas dunia yang kita tinggali. 

Meski manusia terus berusaha memprediksi dan mengendalikan, selalu ada ruang untuk kejadian tak terduga. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi ketidakpastian tersebut---apakah sebagai sumber frustrasi, atau sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Jadi, lain kali ketika rencana Anda berantakan karena sesuatu yang tak terprediksi, tarik napas dalam-dalam dan katakan pada diri sendiri: "Inilah seni menjalani hidup." Toh, hidup tanpa ketidakpastian akan terasa membosankan, bukan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun