Pernahkah Anda mendengar ungkapan, "Hidup hanya sekali, jadi hiduplah dengan penuh arti"? Kalimat itu mungkin terdengar seperti motivasi klise di seminar pengembangan diri. Tapi tunggu dulu, apa sebenarnya arti "hidup yang penuh arti"? Apakah hidup yang selalu dipertaruhkan, penuh tantangan dan keputusan besar? Atau justru hidup yang berjalan damai tanpa perlu mengambil risiko besar?
Mari kita mulai dengan analogi sederhana. Bayangkan Anda sedang bermain gim. Ada dua pilihan: bermain aman dengan menyelesaikan misi kecil yang pasti bisa Anda selesaikan, atau mengambil misi besar yang penuh risiko tapi berpotensi memberi hadiah luar biasa. Kebanyakan dari kita cenderung memilih opsi pertama. Alasannya? Rasa takut gagal.
Namun, di dunia nyata, hidup tidak sesederhana gim. Setiap langkah yang kita ambil, baik besar maupun kecil, memiliki konsekuensi. Hidup kita, suka atau tidak, adalah arena taruhan. Hanya saja, kita sering tidak menyadarinya.
Risiko Kecil, Hidup Aman?
Ambil contoh keputusan sehari-hari: memilih pekerjaan dengan gaji tetap tetapi minim tantangan, daripada mencoba bisnis sendiri yang penuh ketidakpastian. Keputusan ini terasa "aman", tetapi benarkah itu tidak mempertaruhkan apa pun? Sebuah studi oleh Gallup (2022) menunjukkan bahwa 60% pekerja di seluruh dunia merasa tidak terlibat secara emosional dalam pekerjaan mereka. Mereka bekerja hanya untuk sekadar hidup, tanpa merasa benar-benar hidup.
Nah, di sinilah ironinya: memilih "hidup aman" ternyata juga taruhan. Kita mungkin menghindari risiko kehilangan uang atau status sosial, tetapi kita mempertaruhkan hal yang jauh lebih mahal---kebahagiaan dan makna hidup.
Hidup Berani: Antara Ideal dan Realitas
Sebaliknya, ada orang yang memilih "hidup berani". Mereka meninggalkan pekerjaan mapan untuk mengejar mimpi. Mereka berani mengambil risiko, bertaruh pada masa depan yang belum pasti. Namun, hidup seperti ini juga bukan tanpa tantangan. Statistik menunjukkan bahwa 20% bisnis baru gagal di tahun pertama (SBA, 2023). Jadi, hidup berani itu memang tak selalu indah.
Tapi begini, jika semua orang takut gagal, tidak akan ada Steve Jobs, Elon Musk, atau bahkan Mbok Warung Tegal di pojokan gang Anda yang sukses karena berani membuka usaha di tengah persaingan. Risiko adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah pencapaian.
Risiko dan Kearifan Lokal
Kearifan lokal Indonesia sebenarnya mengajarkan kita untuk hidup seimbang. Filosofi Jawa "alon-alon asal kelakon" bukan berarti menghindari risiko, tetapi lebih kepada mengambil langkah dengan penuh perhitungan. Misalnya, petani tradisional Indonesia tidak serta-merta menanam padi tanpa mempelajari musim dan cuaca. Mereka berjudi dengan alam, tapi dengan strategi yang matang.
Namun, hidup di zaman modern sering kali membuat kita lupa akan keseimbangan ini. Kita cenderung terjebak dalam dua ekstrem: terlalu takut mengambil risiko atau terlalu sembrono dalam bertindak.
Analisis Data: Risiko dalam Keputusan Besar
Mari kita lihat data lain. Sebuah survei dari Allianz (2021) menyebutkan bahwa 56% orang Indonesia tidak memiliki tabungan darurat. Artinya, keputusan besar seperti memulai usaha atau berinvestasi sering kali dilakukan tanpa perencanaan keuangan yang matang. Akibatnya, risiko yang diambil justru menjadi bumerang.
Di sisi lain, mereka yang terlalu hati-hati---misalnya, menabung uang di bawah kasur tanpa investasi---juga menghadapi risiko lain: inflasi. Dalam 10 tahun terakhir, inflasi rata-rata Indonesia adalah 3-4% per tahun, yang berarti uang Anda kehilangan daya beli jika hanya disimpan begitu saja.
Humor dalam Risiko
Berbicara tentang risiko, saya teringat cerita seorang teman yang nekat mencoba diet ketat demi menurunkan berat badan. Dia memutuskan untuk hanya makan salad selama seminggu penuh. Hasilnya? Dia memang turun 3 kilogram, tapi juga nyaris pingsan karena kurang energi. "Risiko diet itu nyata," katanya sambil tertawa.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam mengambil risiko, penting untuk memahami konsekuensinya. Tidak semua risiko membawa hasil positif, tetapi setidaknya kita belajar sesuatu dari kegagalan.
Menemukan Makna Hidup
Jadi, apakah hidup yang penuh arti itu harus selalu dipertaruhkan? Tidak juga. Hidup adalah tentang menemukan keseimbangan antara mengambil risiko dan bermain aman.
Anda tidak perlu menjadi pahlawan yang selalu bertaruh besar untuk hidup. Terkadang, langkah kecil seperti belajar keterampilan baru, berinvestasi sedikit demi sedikit, atau bahkan berani berkata "tidak" pada sesuatu yang tidak Anda sukai, sudah cukup untuk membuat hidup lebih bermakna.
Kuncinya adalah kesadaran. Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa Anda ke arah tujuan hidup, atau hanya menghindarkan Anda dari ketakutan sementara?
Penutup
Hidup, seperti kopi tubruk, memang penuh ampas. Tapi justru dari ampas itulah kita belajar memilah yang penting dan yang tidak. Hidup yang penuh arti bukan tentang seberapa besar taruhan yang Anda ambil, tetapi seberapa bijak Anda memahami risiko dan konsekuensinya.
Jadi, apakah hidup Anda sedang dipertaruhkan? Jawabannya: selalu. Namun, cara Anda bertaruh---itu yang menentukan apakah hidup Anda hanya sekadar berjalan, atau benar-benar bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI