Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menata Ulang Transportasi Publik di Kota Kita, Jalan Panjang Menuju Perubahan

17 Januari 2025   08:05 Diperbarui: 17 Januari 2025   08:05 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelayanan Transportasi Publik - www.economy.okozone.com

Pernahkah Anda merasa frustrasi saat menunggu bus yang tak kunjung datang? Atau mungkin Anda menghabiskan waktu berjam-jam di jalan karena macet, sementara angkutan umum kosong melintas begitu saja? Ya, masalah transportasi publik di kota kita adalah sebuah ironi. Di satu sisi, kebutuhan akan transportasi publik yang andal semakin mendesak. Di sisi lain, sistem yang ada justru kerap mengecewakan.

Transportasi Publik: Cermin Wajah Kota

Transportasi publik adalah urat nadi sebuah kota. Ia mencerminkan bagaimana kota melayani warganya, membangun konektivitas, dan mengelola ruang publik. Sayangnya, di banyak kota di Indonesia, transportasi publik masih menjadi "anak tiri" dalam perencanaan kota. Menurut data Kementerian Perhubungan tahun 2022, hanya sekitar 30% warga perkotaan yang menggunakan transportasi publik secara rutin. Sisanya lebih memilih kendaraan pribadi, yang akhirnya memperburuk kemacetan dan polusi.

Mari kita ambil contoh sederhana. Kota Bojonegoro, misalnya, yang mulai berkembang pesat sebagai kawasan ekonomi. Kota ini memiliki potensi besar untuk membangun sistem transportasi publik yang ramah lingkungan dan efisien. Namun, apa yang terjadi? Kebanyakan warga masih bergantung pada sepeda motor atau mobil pribadi. Akibatnya, jalan-jalan kota yang dulunya lengang kini berubah menjadi lautan kendaraan pada jam sibuk.

Masalah yang Mengakar

Mengapa transportasi publik begitu sulit diandalkan? Mari kita uraikan satu per satu:

  1. Ketersediaan dan Aksesibilitas
    Tidak semua wilayah kota terhubung oleh transportasi publik. Di beberapa area, akses menuju halte atau terminal memakan waktu lebih lama daripada perjalanan itu sendiri.

  2. Kualitas Layanan
    Kondisi bus atau angkot sering kali jauh dari kata nyaman. Banyak kendaraan yang sudah tua, tanpa AC, dan minim kebersihan. Belum lagi jadwal keberangkatan yang tidak jelas, membuat pengguna harus bertaruh dengan waktu.

  3. Paradigma Pengguna
    Ada stigma bahwa transportasi publik adalah pilihan terakhir, hanya untuk mereka yang "tidak punya pilihan." Padahal, di negara maju, menggunakan transportasi publik justru menjadi gaya hidup yang efisien dan ramah lingkungan.

  4. Kurangnya Integrasi
    Sistem transportasi yang ada sering kali berjalan sendiri-sendiri tanpa integrasi antarmoda. Akibatnya, perjalanan menjadi tidak efisien dan memakan waktu lebih lama.

Langkah Menuju Perubahan

Menata ulang transportasi publik tentu bukan pekerjaan sehari semalam. Dibutuhkan visi jangka panjang, komitmen pemerintah, serta partisipasi aktif masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah strategis yang dapat diambil:

  1. Peningkatan Infrastruktur
    Halte, terminal, dan jalur khusus transportasi publik harus diperbaiki dan diperbanyak. Halte yang nyaman, bersih, dan aman akan menarik lebih banyak pengguna. Selain itu, penting untuk memastikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

  2. Modernisasi Armada
    Armada transportasi publik perlu diperbarui dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan, seperti bus listrik atau angkot berbasis energi terbarukan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan, tetapi juga mengurangi emisi karbon.

  3. Subsidi dan Insentif
    Pemerintah dapat memberikan subsidi untuk menekan biaya tiket, sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, insentif dapat diberikan kepada operator transportasi yang memberikan pelayanan terbaik.

  4. Penerapan Sistem Integrasi
    Membangun sistem integrasi antarmoda, seperti menghubungkan bus, kereta, dan angkot dalam satu jaringan terpadu, adalah langkah penting. Pengguna harus dapat berpindah moda dengan mudah menggunakan tiket terpadu, seperti yang dilakukan di Jakarta melalui sistem JakLingko.

  5. Edukasi dan Kampanye Publik
    Masyarakat perlu diedukasi tentang manfaat menggunakan transportasi publik, baik dari sisi efisiensi waktu, penghematan biaya, hingga kontribusi terhadap lingkungan. Kampanye kreatif yang melibatkan media sosial bisa menjadi cara efektif untuk mengubah paradigma.

Belajar dari Kota Lain

Kita tidak perlu mencari jauh untuk belajar. Jakarta dengan TransJakarta-nya adalah contoh sukses transformasi transportasi publik di Indonesia. Meski masih banyak tantangan, TransJakarta telah menjadi tulang punggung mobilitas warga Jakarta dengan lebih dari 1 juta pengguna per hari. Integrasi dengan MRT, LRT, dan KRL juga semakin memperkuat sistem ini.

Di luar negeri, kita bisa belajar dari Singapura, di mana transportasi publik menjadi pilihan utama karena efisiensinya. Dengan sistem tiket terpadu dan armada modern, warga Singapura lebih memilih naik MRT atau bus daripada menggunakan kendaraan pribadi.

Manfaat yang Dirasakan

Jika transportasi publik di kota kita ditata ulang dengan baik, manfaatnya akan sangat besar. Kemacetan bisa berkurang, polusi udara menurun, dan produktivitas warga meningkat. Selain itu, transportasi publik yang baik juga membuka akses bagi warga yang tinggal di pinggiran kota untuk mendapatkan kesempatan kerja, pendidikan, dan layanan kesehatan yang lebih baik.

Bayangkan jika Anda bisa pergi ke tempat kerja tanpa stres karena macet, atau menikmati perjalanan dengan membaca buku di dalam bus yang nyaman. Bukankah itu kehidupan kota yang ideal?

Penutup

Menata ulang transportasi publik memang bukan pekerjaan mudah, tetapi ini adalah investasi masa depan. Kota yang maju adalah kota yang mampu menyediakan transportasi publik yang andal, nyaman, dan terjangkau bagi warganya.

Maka, pertanyaannya bukan lagi "bisakah kita melakukannya?" tetapi "kapan kita mulai?" Sebab, menunda hanya akan membuat masalah semakin menumpuk. Saatnya kita bergerak bersama untuk mewujudkan kota yang lebih baik melalui transportasi publik yang layak dan berkelanjutan. Anda siap?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun