Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kamsahamnida Coach STY, Selamat Datang Pelatih Baru Timnas Indonesia

7 Januari 2025   12:03 Diperbarui: 8 Januari 2025   18:02 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamsahamnida, Terima Kasih Shin Tae Yong | www.reformasi.co.id

Mungkin tidak ada perjalanan yang lebih emosional bagi pecinta sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir selain mengikuti kiprah Shin Tae-yong (STY) bersama Timnas Indonesia. Pria asal Korea Selatan ini datang dengan segudang ekspektasi, terutama setelah prestasinya bersama Timnas Korea di Piala Dunia 2018. Kini, saat perjalanan STY dengan Garuda berakhir, kita berada di persimpangan: mengenang jejak langkahnya dan menyambut pelatih baru yang diharapkan melanjutkan tugas besar ini.

Jejak Shin Tae-yong: Dari Optimisme hingga Konsistensi

STY datang ke Indonesia di tengah kondisi sepak bola nasional yang tidak stabil. Saat itu, prestasi Timnas Indonesia, baik di level senior maupun junior, bisa dibilang memprihatinkan. Namun, Shin tidak hanya membawa strategi taktik. Ia membawa pendekatan baru: disiplin, mentalitas, dan profesionalisme.

Salah satu warisan paling terlihat dari STY adalah pembentukan generasi baru pemain muda. Ia memberikan kepercayaan penuh kepada talenta seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Asnawi Mangkualam. Shin menunjukkan bahwa regenerasi bukan sekadar slogan, tetapi proses yang harus dimulai dengan keberanian.

Statistik membuktikan bahwa di bawah asuhannya, performa Timnas U-19 hingga senior menunjukkan peningkatan signifikan. Pada Piala AFF 2020, misalnya, Timnas Indonesia mencapai final dengan mayoritas pemain muda, menghadirkan harapan baru bagi para pendukung. Di bawah STY, Indonesia juga meraih tiket ke Piala Asia 2023 setelah penantian 16 tahun.

Namun, bukan berarti perjalanannya mulus tanpa kritik. Ada momen di mana taktiknya dipertanyakan, terutama saat menghadapi lawan dengan gaya permainan bertahan. Selain itu, beberapa pihak mengeluhkan kurangnya eksplorasi terhadap pemain-pemain Liga 1 yang tampil baik, tetapi tidak masuk radar Shin.

Pelajaran dari Era Shin Tae-yong

Era STY memberi kita beberapa pelajaran penting. Pertama, sepak bola modern tidak hanya soal teknik, tetapi juga soal mentalitas. Shin kerap menekankan pentingnya disiplin, sesuatu yang sering absen dalam sepak bola kita. Banyak pemain yang mengakui bagaimana mereka dipacu untuk selalu menjaga kebugaran dan fokus sepanjang musim.

Kedua, STY menekankan pentingnya dukungan sistem. Sepak bola adalah ekosistem yang melibatkan pemain, pelatih, federasi, hingga suporter. Sayangnya, selama masa kepelatihannya, Shin kerap berbenturan dengan PSSI, terutama soal jadwal kompetisi dan persiapan turnamen.

Ketiga, era STY membuktikan bahwa pemain muda Indonesia memiliki potensi besar jika diberi ruang dan waktu untuk berkembang. Dengan banyaknya pemain muda yang kini berkarir di luar negeri, seperti Asnawi di Korea Selatan dan Pratama Arhan di Jepang, STY telah membuka jalan bagi generasi berikutnya.

Tantangan untuk Pelatih Baru

Setelah perpisahan dengan STY, siapa pun pelatih baru yang datang akan menghadapi ekspektasi besar. Timnas Indonesia kini berada di posisi yang lebih baik, tetapi pekerjaan rumahnya masih banyak.

Pertama, bagaimana melanjutkan regenerasi pemain muda tanpa mengorbankan pengalaman di level senior? Pelatih baru harus memastikan keseimbangan antara eksplorasi pemain muda dan memanfaatkan pemain-pemain senior yang masih berkualitas.

Kedua, pelatih baru harus mampu menghadirkan variasi taktik yang lebih fleksibel. Shin terkenal dengan pendekatan pragmatis, tetapi terkadang hal ini membuat tim sulit menghadapi lawan dengan gaya bermain berbeda.

Ketiga, pelatih baru perlu membangun komunikasi yang lebih baik dengan federasi dan stakeholder sepak bola Indonesia. Dukungan penuh dari federasi akan menjadi kunci keberhasilan siapa pun yang memimpin Timnas ke depan.

Harapan Baru di Tengah Optimisme

Pelatih baru yang akan datang harus memiliki visi besar untuk membawa Indonesia melangkah lebih jauh, terutama di ajang seperti Piala Asia 2023 dan Piala AFF 2024. Jika kita ingin bersaing di level Asia, kita membutuhkan pelatih yang tidak hanya mampu membaca pertandingan, tetapi juga mengembangkan sistem permainan yang konsisten dan modern.

Siapa pun yang akan memimpin Timnas nanti, ia akan mewarisi fondasi yang sudah diletakkan oleh Shin Tae-yong. Tantangannya adalah bagaimana membangun di atas fondasi tersebut, bukan merombaknya.

Terima Kasih dan Selamat Datang

Pada akhirnya, kita semua berutang rasa terima kasih kepada Shin Tae-yong. Ia mungkin tidak sempurna, tetapi kontribusinya terhadap sepak bola Indonesia tidak dapat disangkal. Di bawah kepemimpinannya, kita kembali percaya bahwa Timnas Indonesia mampu bersaing di level internasional.

Kini, dengan pelatih baru di depan mata, kita harus memberikan dukungan yang sama. Sepak bola, seperti kehidupan, adalah perjalanan tanpa akhir. Setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Jadi, mari kita sambut babak baru ini dengan semangat yang sama. Terima kasih, STY. Selamat datang, pelatih baru. Mari bersama membawa Garuda terbang lebih tinggi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun