Dalam praktiknya, frugal living bukanlah sekadar menghemat uang, tetapi juga membangun pola pikir. Anak-anak yang dibesarkan dengan prinsip ini akan tumbuh menjadi individu yang tangguh, mandiri, dan tidak mudah tergoda oleh gaya hidup konsumtif.
Namun, apakah ini mudah? Tentu saja tidak. Masyarakat kita sering kali terjebak dalam budaya "pamer". Media sosial menjadi panggung bagi banyak orang untuk menunjukkan gaya hidup yang serba mewah. Tapi ingat, masa depan anak tidak ditentukan oleh seberapa sering kita makan di restoran mahal, melainkan oleh seberapa baik kita menyiapkan fondasi hidup mereka.
Mengapa Kita Harus Memulai Sekarang
Merealisasikan frugal living bukan hanya tentang menghemat uang, tetapi juga memberikan contoh nyata pada anak tentang bagaimana mengelola hidup dengan bijak. Dengan gaya hidup ini, kita tidak hanya menyiapkan dana untuk pendidikan dan masa depan anak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemandirian, tanggung jawab, dan rasa syukur.
Jadi, mari mulai melangkah hari ini. Pilih gaya hidup hemat yang tidak hanya memberi manfaat pada kita, tetapi juga membentuk masa depan cerah bagi anak-anak kita. Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati tidak datang dari kemewahan, tetapi dari keputusan bijak yang kita buat setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H