Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Bojonegoro bisa mengembangkan desa berbasis pertanian modern. Teknologi pertanian, seperti irigasi pintar dan pertanian organik, bisa menjadi daya tarik sekaligus meningkatkan hasil panen.
3. Desa Energi Terbarukan:
Dengan adanya ladang minyak tua di Wonocolo, Bojonegoro bisa mengembangkan desa berbasis energi terbarukan, seperti biogas atau tenaga surya, untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Tantangan Menuju Desa Tematik
Namun, gagasan desa tematik tentu tidak tanpa hambatan. Salah satu tantangan utama adalah resistensi masyarakat terhadap perubahan. Tidak semua warga desa siap menerima ide baru, apalagi yang memerlukan investasi waktu dan sumber daya.
Selain itu, koordinasi antara pemerintah daerah, pemerintah desa, dan masyarakat sering menjadi kendala. Misalnya, dana desa yang seharusnya digunakan untuk pengembangan tematik sering kali terhambat oleh birokrasi atau alokasi yang kurang tepat sasaran.
Belum lagi, adanya ketimpangan infrastruktur antara desa-desa di Bojonegoro. Beberapa desa di wilayah pinggiran masih mengalami kesulitan akses jalan, listrik, dan internet. Padahal, infrastruktur adalah kunci utama keberhasilan desa tematik.
Solusi untuk Mengatasi Tantangan
Untuk mewujudkan desa tematik, pendekatan partisipatif menjadi kunci. Pemerintah daerah perlu melibatkan masyarakat dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan. Misalnya, mengadakan diskusi desa untuk menggali potensi dan minat warga.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi juga penting. Kampus-kampus lokal bisa dilibatkan untuk memberikan pelatihan kepada warga desa, seperti pelatihan pemasaran digital, manajemen wisata, atau pengelolaan keuangan.
Tak kalah penting, alokasi dana desa harus diarahkan untuk mendukung infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia. Program seperti pelatihan keterampilan atau bantuan modal usaha perlu difokuskan pada tema yang telah disepakati.