Pernahkah Anda membayangkan sebuah desa yang memiliki identitas unik dan menjadi daya tarik utama, baik dari segi budaya, ekonomi, hingga pariwisata? Konsep ini dikenal sebagai “desa tematik,” sebuah gagasan yang belakangan semakin mengemuka, terutama setelah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Yandri Susanto, menekankan pentingnya inovasi desa sebagai salah satu motor penggerak pembangunan nasional.
Bojonegoro, kabupaten yang dikenal dengan lumbung pangan dan sumber daya alamnya, sebenarnya memiliki potensi besar untuk mengembangkan desa-desa tematik. Namun, langkah ini tentu membutuhkan perencanaan matang dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Mari kita bedah gagasan ini dengan pendekatan naratif, edukatif, dan kritis.
Apa Itu Desa Tematik?
Desa tematik adalah desa yang dirancang untuk memiliki tema atau identitas khusus yang menjadi ciri khasnya. Tema ini bisa berbasis pada potensi lokal, seperti pertanian, budaya, ekowisata, atau kerajinan tradisional. Misalnya, sebuah desa yang terkenal dengan anyaman bambunya bisa dikembangkan sebagai “Desa Anyaman,” lengkap dengan galeri seni, workshop kerajinan, hingga homestay berbasis tradisional.
Tujuannya? Tentu saja meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi ekonomi, pemberdayaan sumber daya manusia, dan pelestarian budaya lokal. Desa tematik juga mampu menjadi solusi untuk mengurangi ketimpangan antara desa dan kota.
Potensi Bojonegoro untuk Desa Tematik
Bojonegoro memiliki modal besar untuk menjadi pelopor desa tematik di Jawa Timur. Sebagai daerah dengan kekayaan sumber daya alam, budaya, dan sejarah, Bojonegoro memiliki banyak desa yang bisa dikembangkan sesuai potensi lokalnya.
1. Desa Wisata Budaya:
Bojonegoro dikenal dengan tradisi tayub dan seni barongan. Desa yang menjadi pusat tradisi ini bisa dijadikan desa wisata budaya, lengkap dengan pertunjukan seni reguler, pelatihan tari tradisional, hingga festival tahunan.
2. Desa Pertanian Modern: