Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merangkai Harapan Tahun Baru 2025 di Bulan Rajab 1446 H

1 Januari 2025   08:06 Diperbarui: 1 Januari 2025   08:06 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun baru 2025 datang berbarengan dengan kehadiran bulan Rajab 1446 H, sebuah momen yang istimewa bagi umat Islam. Sebagai bulan ketujuh dalam kalender hijriah, Rajab memiliki makna spiritual yang dalam. Ini adalah bulan haram, bulan mulia di mana dosa-dosa sebaiknya dijauhi, dan kebaikan-kebaikan diperbanyak. Uniknya, kali ini ia bertepatan dengan euforia tahun baru masehi, sebuah pertemuan dua kalender yang menggugah refleksi: bagaimana kita, sebagai individu maupun masyarakat, menyikapi pergantian waktu ini?

Resolusi dan Renungan

Bicara soal tahun baru, resolusi adalah kata kunci. Media sosial penuh dengan target-target pribadi, mulai dari ingin lebih rajin olahraga hingga menabung untuk liburan ke tempat impian. Tapi, pernahkah kita berpikir bahwa resolusi bukan sekadar daftar keinginan? Resolusi adalah janji kepada diri sendiri, sekaligus bentuk tanggung jawab untuk menjadi lebih baik. Di sisi lain, Rajab mengingatkan kita tentang perjalanan spiritual. Dalam sejarah Islam, Rajab memiliki momen penting, seperti peristiwa Isra Mi'raj yang mempertegas kewajiban shalat lima waktu. Bukankah ini kesempatan sempurna untuk menjadikan shalat sebagai resolusi utama?

Namun, mari kritis sejenak. Sering kali, resolusi hanya menjadi formalitas tahunan. Data menunjukkan bahwa lebih dari 80% orang gagal mewujudkan resolusi mereka. Kenapa begitu? Sebab resolusi sering kali dibuat tanpa rencana yang jelas. Sebagai contoh, "ingin sehat" tanpa strategi adalah angan-angan belaka. Padahal, resolusi yang baik seharusnya SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound.

Rajab dan Refleksi Spiritual

Di bulan Rajab, umat Islam diajak untuk merenungi perjalanan hidup. Bulan ini adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah, seperti berpuasa sunnah atau bersedekah. Tradisi ini mengajarkan bahwa setiap waktu memiliki nilai yang berbeda. Tidak semua hari adalah sama, dan tidak setiap kesempatan datang dua kali.

Rajab juga memberi kita pelajaran penting tentang waktu sebagai aset spiritual. Tahun baru sering diartikan sebagai momen untuk "memulai dari nol." Namun, jika ditilik dari perspektif Islam, setiap hari sebenarnya adalah kesempatan baru untuk bertobat dan memperbaiki diri. Jadi, kenapa menunggu tahun baru untuk berubah, jika Rajab sudah menawarkan pintu maaf yang lebar dari Sang Pencipta?

Menjembatani Tradisi dan Modernitas

Menariknya, perayaan tahun baru masehi dan penghayatan bulan Rajab sering kali mencerminkan dua dunia yang tampak berbeda. Tahun baru identik dengan kemeriahan: kembang api, pesta, dan countdown di detik terakhir. Sebaliknya, Rajab membawa suasana hening dan penuh kontemplasi.

Tapi, apakah keduanya harus selalu bertolak belakang? Tidak juga. Tradisi tahun baru bisa diisi dengan hal-hal yang lebih bermakna, misalnya, mengganti pesta kembang api dengan doa bersama keluarga. Bukankah lebih indah memulai tahun baru dengan harapan yang dipanjatkan, daripada hanya sekadar sorak sorai sesaat?

Bagi generasi muda yang kerap merasa terjepit di antara tradisi religius dan modernitas, momen ini adalah peluang untuk menciptakan harmoni. Kita bisa tetap merayakan tahun baru tanpa melupakan nilai-nilai Rajab. Caranya? Kombinasikan semangat refleksi dengan aksi nyata, seperti membuat resolusi spiritual yang relevan dengan kehidupan modern.

Mengkritisi Kebiasaan Lama

Tentu, ada hal-hal yang perlu kita evaluasi dalam kebiasaan tahun baru. Misalnya, konsumsi berlebihan saat pesta atau tradisi membuat janji yang dilupakan sehari setelahnya. Begitu pula dalam konteks bulan Rajab, sering kali kita sibuk dengan ritual tanpa memahami esensi di baliknya.

Tahun 2025 ini, mari kita ubah kebiasaan tersebut. Tahun baru bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk memulai babak baru yang lebih bermakna. Rajab, di sisi lain, bukan hanya soal berpuasa sunnah atau memperbanyak dzikir, tetapi juga merenungi makna kedekatan kita dengan Allah.

Harapan untuk 2025 dan Rajab 1446 H

Pada akhirnya, tahun baru dan bulan Rajab adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Tahun baru mengajarkan kita untuk berani bermimpi besar, sementara Rajab mengingatkan kita untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap langkah.

2025 adalah lembaran baru yang penuh peluang. Namun, peluang hanya akan menjadi kenyataan jika diiringi dengan aksi nyata dan doa yang tulus. Mari jadikan tahun ini bukan hanya tentang apa yang bisa kita capai, tetapi juga tentang siapa yang bisa kita bantu.

Rajab 1446 H, di sisi lain, adalah pengingat bahwa hidup ini tidak semata-mata tentang dunia, tetapi juga tentang akhirat. Perjalanan spiritual adalah landasan kokoh bagi langkah-langkah besar yang kita ambil.

Jadi, apakah tahun baru kali ini akan berbeda? Itu tergantung pada bagaimana kita memaknainya. Kombinasikan semangat tahun baru dengan kekhusyukan Rajab, dan lihatlah bagaimana hidup kita menjadi lebih seimbang, bermakna, dan penuh berkah.

Selamat tahun baru 2025 dan selamat menyambut bulan Rajab 1446 H. Mari melangkah dengan semangat baru dan hati yang penuh rasa syukur!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun