Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Satu Data Pendidikan Kemenag: Mimpi Besar 2025 Melalui Emis

28 Desember 2024   11:35 Diperbarui: 29 Desember 2024   07:46 2564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emis Kemenag (Tangkapan layar website Kemenag)

Ada pepatah bijak yang mengatakan, "Data yang buruk adalah musuh kebijakan yang baik." Ketika data tersebar di berbagai sistem, risiko duplikasi, ketidakakuratan, dan inkonsistensi meningkat. 

Bayangkan jika data guru di SIMPATIKA tidak sinkron dengan data siswa di sistem lain. Akibatnya, pengambilan keputusan seperti alokasi anggaran, penempatan guru, hingga perencanaan pembangunan madrasah menjadi tidak optimal.

Migrasi data dari SIMPATIKA ke EMIS adalah langkah penting untuk menghilangkan fragmentasi ini. Dengan data yang terpusat, Kemenag dapat memastikan bahwa setiap kebijakan berbasis pada informasi yang valid dan mutakhir. Bahkan, dalam skala nasional, satu data pendidikan ini dapat mendukung program pemerintah seperti digitalisasi pendidikan atau pengelolaan Dana BOS yang lebih transparan.

Tantangan di Depan Mata

Namun, mari kita realistis. Migrasi data tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi:

1. Kesiapan Infrastruktur

Tidak semua daerah memiliki akses internet yang memadai, terutama madrasah yang berada di wilayah terpencil. EMIS, sebagai platform berbasis digital, membutuhkan infrastruktur yang solid. Jika infrastruktur ini tidak tersedia, maka implementasinya akan terhambat.

2. Kualitas Data

Salah satu masalah klasik dalam migrasi data adalah kualitas data yang tidak seragam. Data yang tidak lengkap, salah input, atau bahkan tidak terverifikasi dapat menjadi batu sandungan. Dibutuhkan upaya besar untuk melakukan validasi sebelum data dipindahkan ke EMIS.

3. Peningkatan Kapasitas SDM

EMIS adalah sistem baru yang mungkin belum sepenuhnya dipahami oleh banyak pihak di lapangan. Guru, operator madrasah, hingga petugas di kantor Kemenag daerah perlu dilatih agar dapat menggunakan EMIS dengan baik. Tanpa pelatihan ini, penggunaan EMIS bisa berujung pada kesalahan input atau bahkan penolakan karena dianggap membebani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun