Ketika kamu sedang menikmati es teh manis dingin di siang terik. Begitu seruputan pertama masuk, rasa ngilu mendadak menyerang gigi. Refleks kamu berhenti minum dan meringis. Pernah mengalami? Atau lebih parah, malah kamu terbiasa mengabaikan rasa itu hingga akhirnya gigi berlubang. Inilah alasan utama kenapa dokter gigi bukan cuma tempat mampir ketika darurat---tapi harus jadi tujuan rutin.
Saya berkunjung ke dokter gigi sudah beberapa tahun yang lalu. Hampir lupa saking lamanya, hari ini berkunjung kembali ke dokter gigi yang dulu pernah saya kunjungi, karena beberapa hari ini gigi terasa lubang dan sakit.
Setelah berkonsultasi dengan dokter disuruh ke laboratorium dulu, karena terjadi penumpukan karang dan harus diangkat.Â
Mitos: Kalau Tidak Sakit, Tidak Perlu ke Dokter Gigi
Sebagian besar dari kita tumbuh dengan mentalitas ini. Mengunjungi dokter gigi sering kali dianggap aktivitas yang tidak mendesak, sesuatu yang hanya dilakukan ketika gigi sudah "teriak" minta tolong. Padahal, gigi dan mulut itu seperti mesin mobil. Mereka bekerja keras setiap hari, mengunyah makanan dari yang keras seperti kerupuk hingga yang lengket seperti dodol. Kalau mesin mobil saja butuh servis berkala meskipun kelihatannya baik-baik saja, kenapa gigi tidak?
Rutin memeriksakan gigi membantu mencegah masalah besar sebelum terjadi. Misalnya, plak yang awalnya hanya terlihat sedikit kuning bisa menjadi karang gigi, kemudian merambat jadi radang gusi. Dan tahukah kamu? Penyakit gusi yang tidak diatasi bisa memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk risiko penyakit jantung.
Manfaat Utama Periksa Rutin ke Dokter Gigi
1. Deteksi Dini Masalah
Saat kamu ke dokter gigi, mereka tidak hanya memeriksa gigi berlubang. Mereka juga memeriksa tanda-tanda awal penyakit gusi, infeksi mulut, atau bahkan kanker mulut. Deteksi dini ini bukan hanya menyelamatkan gigimu, tapi bisa menyelamatkan nyawa.
2. Mencegah Biaya Mahal