Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tak Ada Alasan untuk Tidak Menanam: Bertani di Lahan Sempit

16 Desember 2024   16:10 Diperbarui: 17 Desember 2024   16:10 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menanam butuh biaya besar," kata seorang teman saya ketika saya ajak untuk mencoba bercocok tanam. Padahal, ini hanyalah mitos. Sebagai permulaan, kita bisa memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah. Ember bekas, kaleng cat, atau bahkan botol air mineral bisa diubah menjadi pot. Media tanam? Campuran tanah, kompos dapur, dan sedikit sekam sudah cukup.

Kendala lain yang sering muncul adalah waktu. Banyak orang berpikir bahwa menanam membutuhkan perhatian seperti merawat bayi. Sebenarnya, dengan memilih tanaman yang sesuai, seperti kangkung, bayam, atau cabai rawit, proses perawatan menjadi jauh lebih sederhana. Beberapa jenis tanaman bahkan tumbuh dengan "cuek," hanya butuh disiram sekali sehari.

Selain itu, kita sering meremehkan dampak psikologis dari bercocok tanam. Dalam sebuah studi, aktivitas menanam terbukti dapat mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, dan memberikan rasa pencapaian. Jadi, tidak hanya mendapatkan sayur segar, kita juga mendapatkan terapi gratis.

Menghidupkan Ruang yang Mati

Bayangkan jika setiap keluarga di kota besar memiliki kebun kecil di halaman, balkon, atau bahkan atap rumah. Selain menghasilkan oksigen dan menyerap polusi, kebun-kebun ini juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada sayuran impor.

Di tingkat yang lebih luas, ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan. Menurut Badan Pangan Dunia (FAO), urban farming dapat berkontribusi hingga 20% kebutuhan pangan di perkotaan. Bayangkan efeknya jika diterapkan secara masif di kota-kota besar Indonesia!

Namun, untuk mencapai itu, perlu ada dorongan dari berbagai pihak. Pemerintah, misalnya, bisa memberikan pelatihan bercocok tanam di lahan sempit, lengkap dengan distribusi benih gratis. Sekolah juga bisa memasukkan program green education, mengajarkan anak-anak cara menanam sejak dini.

Menanam adalah Hak Semua Orang

Jika Pak Tono bisa memanen kangkung dari halaman sempitnya, kita pun bisa. Tidak perlu menunggu lahan luas, tidak perlu teknologi mahal. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk mencoba.

Bertani bukan lagi soal besar-kecilnya tanah, tetapi soal bagaimana kita memanfaatkan apa yang ada. Karena sejatinya, menanam adalah hak semua orang, terlepas dari seberapa sempit ruang yang kita miliki. 

Jadi, mari hidupkan kembali kebiasaan menanam, mulai dari pot kecil di sudut rumah. Siapa tahu, langkah kecil ini akan membawa perubahan besar bagi lingkungan, kesehatan, dan masa depan kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun