Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebun Anggur Mas Bowo

15 Desember 2024   16:36 Diperbarui: 15 Desember 2024   16:36 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hamparan sawah hijau Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, ada satu pemandangan yang mencuri perhatian. Bukan karena sawah itu menguning lebih awal, melainkan karena di tengah desa yang mayoritas petaninya bercocok tanam padi, berdiri megah sebuah kebun anggur milik Mas Bowo.

Mas Bowo, nama aslinya Sugih Bowo, adalah petani milenial yang sering dijuluki "influencer tani" oleh warga desa. Bukan hanya karena hobi posting hasil panen di Instagram, tapi juga karena ide-idenya yang kerap bikin dahi tetangga berkerut, terutama saat dia memutuskan mengganti lahan padinya jadi kebun anggur.

"Kok anggur, Mas? Apa nggak lebih enak padi? Dijamin laku, nggak usah repot cari pembeli," tanya Pak Lik Tarmin waktu itu, sambil duduk di lincak depan rumah Bowo.

"Pak Lik, rejeki itu nggak cuma dari padi. Anggur bisa lebih menjanjikan, lebih mahal, dan... lebih keren buat konten!" jawab Bowo sambil tersenyum penuh percaya diri.

Warga desa sempat menganggapnya aneh, bahkan ada yang nyeletuk, "Ah, paling-paling cuma bertahan semusim, terus balik tanam padi lagi." Tapi Mas Bowo tidak gentar. Dengan modal hasil tabungan dan sedikit pinjaman koperasi, dia membeli bibit anggur impor dari internet.

Hari-hari awal Bowo menjadi petani anggur penuh tantangan. Dari mencari cara membuat para tetangga berhenti menganggapnya "petani setengah jadi," sampai belajar bagaimana agar daun-daun anggur tidak dimakan kambing tetangga. Pernah suatu kali, kambing Pak RT mampir di kebunnya dan sukses menggondol segerombol daun muda anggur yang katanya bibit unggul.

"Kambing siapa ini? Luar biasa pintar milih daun premium!" gerutu Bowo waktu itu. Pak RT hanya nyengir.

Meski begitu, Bowo tetap gigih. Dengan bantuan Google dan YouTube, dia mempelajari teknik pruning, menyiram dengan takaran, hingga membuat pupuk cair dari sisa dapur. "Petani zaman sekarang itu harus kreatif dan melek teknologi," katanya suatu kali di arisan pemuda desa.

Semakin lama, warga mulai melirik kebunnya. Ternyata, di sela-sela masa panen, Mas Bowo sering bikin acara wisata kebun anggur kecil-kecilan. Anak-anak desa Margomulyo pun senang diajak ke sana untuk sekadar berfoto atau belajar cara merawat tanaman.

Namun, cobaan tidak berhenti di kambing Pak RT. Tahun pertama panen, anggurnya kebanyakan kecil-kecil dan asam. Beberapa tetangga iseng mencoba mencicipi dan langsung bereaksi, "Rasanya kayak cuka, Mas!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun