Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Petualangan Ceria MI Bahrul Ulum 1: Air Terjun Dlundung dan Sumber Gempong

12 Desember 2024   08:15 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:15 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air Terjun Dlundung | dokpri

Hari itu, pagi di Pacet seperti biasa: sejuk, dengan kabut tipis yang mulai menyingkir perlahan. Anak-anak MI Bahrul Ulum 1, kelas atas, sudah berkumpul di halaman sekolah sejak pukul 6 pagi. Ransel-ransel penuh bekal dan jaket tebal menggantung di bahu mereka, sementara suara canda tawa menggema di antara deru bus yang siap berangkat.

Tujuan kami? Dua lokasi seru: Air Terjun Dlundung dan Sumber Gempong. Ini bukan sekadar jalan-jalan, tapi juga momen belajar dan bermain di alam.

Perjalanan Dimulai

Sekitar pukul 06.00, empat mini bus melaju dengan riuh rendah anak-anak yang antusias. Lagu-lagu ceria dari mereka menggema sepanjang perjalanan. Ada yang main tebak-tebakan, ada yang sibuk berceloteh tentang rencana basah-basahan di air terjun nanti.

Perjalanan menuju Pacet yang berliku-liku tidak terasa membosankan. Sebagian malah menikmati pemandangan hijau di luar jendela, lengkap dengan sawah, kebun, dan rumah-rumah kecil khas desa. Sekitar satu jam kemudian, kami sampai di lokasi pertama: Air Terjun Dlundung.

Kelas 6 MI Bahrul Ulum 1 | dokpri
Kelas 6 MI Bahrul Ulum 1 | dokpri

Air Terjun Dlundung: Segar dan Menyegarkan!

Begitu turun dari bus, hawa dingin langsung menyambut. Jalan setapak menuju air terjun dikelilingi pohon-pohon rindang yang seperti menyapa kami. Semakin dekat, suara gemuruh air terdengar, makin bikin anak-anak tidak sabar.

Air Terjun Dlundung benar-benar indah! Airnya jatuh dari ketinggian, membentuk kabut tipis yang terasa dingin saat menyentuh kulit. Beberapa anak langsung melepas sepatu dan berlarian ke tepian air. Ada yang nekat mendekat ke bawah air terjun, meskipun akhirnya basah kuyup.

Sementara itu, guru-guru sibuk mengawasi sekaligus memberi sedikit penjelasan. “Ini contoh ekosistem yang harus kita jaga. Kalau airnya kotor atau pohonnya ditebang, air terjunnya bisa kering,” ujar salah satu guru. Anak-anak manggut-manggut, meski beberapa lebih sibuk mengejar ikan kecil di kolam sekitar.

Setelah puas bermain, kami duduk bersama untuk makan siang. Nasi bungkus sederhana dengan lauk ayam goreng terasa sangat nikmat, mungkin karena suasana alam yang mendukung. Tak lupa, sesi foto-foto bersama dengan latar air terjun menjadi penutup kunjungan kami di sini.

Bermain di Air Terjun Dlundung | dokpri
Bermain di Air Terjun Dlundung | dokpri

Sumber Gempong: Serunya Main Air Lagi!

Destinasi kedua adalah Sumber Gempong, yang jaraknya tidak terlalu jauh. Tempat ini terkenal dengan sumber mata airnya yang jernih dan dingin. Begitu sampai, anak-anak langsung lari ke area sungai kecil yang airnya mengalir jernih di atas bebatuan.

Di sini, keseruan makin menjadi-jadi. Anak-anak bermain cipratan air, mencoba berjalan di atas bebatuan tanpa jatuh, bahkan ada yang membuat bendungan kecil dari batu. Sumber Gempong juga punya kolam dangkal yang menjadi arena lomba menangkap ikan. Dengan kaki celup-celup di air, anak-anak tertawa riang meski kadang terjatuh karena licin.

Guru-guru pun tak mau kalah. Beberapa ikut membantu anak-anak menangkap ikan, sementara yang lain duduk di tepi sambil mengobrol dan menikmati suasana. Ada juga sesi edukasi singkat tentang pentingnya menjaga kebersihan sumber air. Anak-anak diajak berpikir tentang bagaimana mereka bisa menjaga lingkungan, mulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan.

Sumber Gempong | dokpri
Sumber Gempong | dokpri

Pelajaran dari Alam

Di tengah keseruan, outbound ini juga punya misi edukatif. Anak-anak diajak membuat kerajinan dari daun kering dan batu sungai, seperti gelang sederhana atau hiasan kecil. Selain itu, mereka diajarkan tentang manfaat mata air bagi kehidupan sehari-hari.

Salah satu guru bertanya, “Kalau sumber airnya kotor, apa yang akan terjadi?”

“Airnya bau!” jawab seorang anak.

“Kalau bau, bisa dipakai minum nggak?”

“Nggak bisa, Bu! Bisa sakit perut,” balas mereka serempak. Percakapan sederhana ini membuka wawasan mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Kembali dengan Senyuman

Saat matahari mulai condong ke barat, rombongan bersiap pulang. Anak-anak berganti pakaian kering, membawa ikan tangkapan mereka di ember kecil, dan tentu saja, membawa kenangan manis dari perjalanan ini.

Di mini bus, suasana sedikit lebih tenang. Beberapa anak tertidur kelelahan, sementara yang lain masih asyik bercerita tentang pengalaman mereka kepada teman di sebelah. Gurunya? Sibuk mengecek daftar peserta, memastikan tidak ada yang tertinggal.

Outbound ke Air Terjun Dlundung dan Sumber Gempong ini bukan sekadar jalan-jalan, tapi juga pengalaman berharga untuk belajar dan bermain bersama alam. Anak-anak belajar untuk lebih mencintai lingkungan, sementara tawa dan keceriaan mereka menjadi bukti bahwa perjalanan ini sukses besar.

Sampai jumpa di petualangan berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun