2. Menguatkan Fungsi Legislasi: Legislator yang Berintegritas
Sebagai pembuat kebijakan, legislatif sering kali menjadi target lobi dan suap. Salah satu solusi untuk mencegah ini adalah meningkatkan transparansi dalam proses pembahasan anggaran dan undang-undang.
Rapat-rapat komisi, terutama yang membahas anggaran, harus bisa diakses publik melalui siaran langsung atau laporan terbuka. Dengan keterlibatan masyarakat, sulit bagi legislatif untuk bermain di belakang layar.
Lebih dari itu, partai politik juga memiliki tanggung jawab besar. Mereka harus memastikan bahwa calon legislatif yang mereka usung adalah individu yang berintegritas, bukan hanya orang yang mampu "membayar tiket" untuk mencalonkan diri. Reformasi partai politik menjadi krusial dalam mencegah lahirnya legislator korup.
3. Menguatkan Yudikatif: Reformasi Pengadilan dan Aparat Penegak Hukum
Yudikatif seharusnya menjadi benteng terakhir melawan korupsi, tetapi praktik suap di tubuh lembaga ini justru memperparah situasi. Oleh karena itu, reformasi di sistem peradilan harus dilakukan secara menyeluruh.
Pertama, kita perlu memastikan proses seleksi hakim dan jaksa dilakukan dengan ketat dan transparan. Setiap kandidat harus diuji tidak hanya dari segi kompetensi, tetapi juga integritas. Kedua, perlunya pengawasan independen terhadap kinerja yudikatif. Lembaga seperti Komisi Yudisial (KY) harus diberdayakan dengan kewenangan yang lebih besar untuk memantau perilaku aparat pengadilan.
Selain itu, kita juga membutuhkan mekanisme whistleblowing yang aman dan efektif bagi masyarakat atau pegawai internal untuk melaporkan dugaan korupsi tanpa rasa takut.
Melibatkan Masyarakat: Garda Terdepan Pencegahan
Tanpa keterlibatan masyarakat, formula ini tidak akan berjalan efektif. Publik harus menjadi garda terdepan dalam mencegah korupsi, mulai dari melaporkan penyimpangan hingga mengawasi jalannya pemerintahan.
Namun, untuk mewujudkan ini, diperlukan pendidikan antikorupsi sejak dini. Generasi muda harus diajarkan nilai-nilai integritas, bukan hanya dalam teori, tetapi juga melalui praktik nyata di sekolah dan lingkungan.