Mewujudkan satu desa satu penyuluh di era 5.0 memerlukan pendekatan strategis. Ini bukan sekadar soal menambah jumlah penyuluh, tetapi memastikan mereka memiliki keterampilan yang relevan dengan zaman. Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan:
Digitalisasi Pelatihan Penyuluh
Pemerintah harus menyediakan pelatihan berbasis teknologi untuk para penyuluh. Pelatihan ini tidak hanya tentang teknik pertanian, tetapi juga penggunaan alat digital seperti aplikasi, drone, atau sensor tanah.Merekrut Penyuluh Lokal
Warga desa yang mengenal kultur lokal lebih mudah diterima oleh petani. Dengan pelatihan yang tepat, mereka bisa menjadi penyuluh yang efektif dan relevan.-
Kemitraan dengan Swasta dan Akademisi
Teknologi pertanian sering kali dikuasai oleh perusahaan besar atau kampus. Kolaborasi dengan mereka dapat mempercepat transfer teknologi ke desa-desa. Dukungan Dana Desa
Dana desa yang besar bisa dialokasikan untuk menggaji penyuluh atau membeli peralatan teknologi pertanian. Dengan manajemen yang transparan, ini bisa menjadi investasi yang sangat menguntungkan.
Tantangan yang Harus Diatasi
Tentu saja, mimpi besar ini tidak tanpa hambatan. Salah satu tantangan utama adalah resistensi dari petani yang sudah terbiasa dengan metode tradisional. Mereka mungkin merasa takut atau bingung dengan teknologi baru.
Namun, resistensi ini bisa diatasi dengan pendekatan edukatif. Penyuluh harus menunjukkan hasil nyata dari penggunaan teknologi. Misalnya, bagaimana sensor tanah bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 30%, atau bagaimana aplikasi prediksi cuaca bisa mencegah gagal panen.
Selain itu, tantangan lain adalah keterbatasan anggaran. Tapi dengan pengelolaan yang tepat, dana desa sebenarnya cukup untuk mendukung program ini.
Dampak Positif untuk Desa
Jika satu desa memiliki satu penyuluh yang melek teknologi, dampaknya akan luar biasa. Petani akan lebih produktif, desa menjadi lebih mandiri, dan generasi muda pun akan melihat pertanian sebagai sektor yang menarik.