Seorang pria paruh baya dengan senyum ramah, kacamata yang sedikit bergeser ke ujung hidung, dan energi yang selalu meluap-luap. Itulah Om Jay, atau Wijaya Kusumah, sosok yang sudah lama dikenal di dunia Kompasiana. Namanya tak hanya melekat pada tulisan-tulisannya yang mengalir, tetapi juga pada semangatnya yang tak pernah redup untuk menginspirasi orang lain agar berani menulis.
Menulis Adalah Napas Kehidupan
Om Jay tak sekadar menulis. Bagi beliau, menulis adalah bagian dari hidup, seperti bernapas. Ia kerap mengatakan, "Menulislah setiap hari, dan lihatlah apa yang terjadi." Kalimat ini terdengar sederhana, tetapi dalam praktiknya, ia adalah tantangan besar. Namun, Om Jay membuktikan bahwa konsistensi adalah kunci. Tak peduli sibuknya pekerjaan sebagai guru, ia selalu menyempatkan waktu untuk menulis. Hasilnya? Ribuan artikel yang tersebar di dunia maya, terutama di Kompasiana.
Di sinilah keunikan Om Jay. Ia bukan hanya penulis, tetapi juga mentor bagi mereka yang baru memulai perjalanan menulis. Dengan gaya santai, beliau membimbing banyak orang agar tak takut menulis, bahkan jika tulisan pertama mereka terasa canggung atau kurang sempurna. "Semua orang bisa menulis, asalkan mau mencoba," katanya.
Kompasiana: Rumah Inspirasi Om Jay
Bagi Om Jay, Kompasiana adalah rumah kedua. Ia sering menyebut platform ini sebagai "ladang berbagi ilmu." Lewat Kompasiana, ia menemukan ruang untuk mengekspresikan ide, berbagi cerita, hingga menyampaikan kritik sosial dengan gaya khasnya yang ringan namun menggigit.
Yang menarik, tulisan-tulisan Om Jay di Kompasiana selalu terasa dekat dengan pembacanya. Ia menulis tentang hal-hal sederhana, seperti pengalaman sehari-hari sebagai guru, tetapi dari perspektif yang begitu segar. Ini yang membuat banyak orang terpikat, termasuk saya. Melalui tulisannya, kita diajak untuk berpikir, merenung, bahkan tertawa kecil.
Menginspirasi di Tengah Kesibukan
Selain aktif menulis, Om Jay juga aktif mengadakan webinar dan pelatihan menulis. Dalam setiap sesi, ia selalu menekankan pentingnya keberanian untuk memulai. "Jangan pikirkan jumlah pembaca atau seberapa bagus tulisanmu. Fokuslah pada prosesnya," ujar Om Jay dalam salah satu webinar.
Bagi banyak orang, Om Jay adalah bukti nyata bahwa menulis bukan soal bakat, tetapi soal kebiasaan. Ia mengajarkan bahwa menulis bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti catatan harian, hingga akhirnya menjadi karya yang bermanfaat bagi banyak orang.
Pelajaran dari Om Jay
Apa yang bisa kita pelajari dari Om Jay? Pertama, menulis adalah proses belajar yang tak pernah berhenti. Kedua, berbagi melalui tulisan adalah bentuk kontribusi nyata kepada masyarakat. Dan ketiga, tak ada alasan untuk tidak mulai menulis, karena inspirasi ada di mana-mana.
Om Jay telah menunjukkan bahwa menjadi penulis bukanlah soal gelar atau status, tetapi soal keinginan untuk berbagi. Dengan semangat dan dedikasinya, ia telah membuktikan bahwa siapa saja bisa menulis dan menginspirasi.
Jadi, tunggu apa lagi? Seperti pesan Om Jay, "Mulailah menulis hari ini, dan lihatlah keajaiban yang terjadi." Siapa tahu, tulisanmu berikutnya akan menginspirasi dunia---atau setidaknya, Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H