Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Judi Online: Tantangan Digital dan Tanggung Jawab Bersama

28 November 2024   13:30 Diperbarui: 28 November 2024   13:36 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Judi Online (Sumber: cnbcindonesia.com)

Malam hari, seseorang sedang bersantai dengan ponsel di tangan. Tiba-tiba, iklan muncul: "Mainkan game ini, dapatkan jutaan!" Tampilannya menarik, janjinya menggoda. Tanpa pikir panjang, orang itu mencoba, hanya iseng, katanya. Tapi dari iseng, berkembang menjadi kebiasaan, lalu ketergantungan. Begitu cepat, begitu berbahaya.

Judi online kini menjadi ancaman nyata bagi masyarakat. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak hingga remaja pun bisa terjebak. Dengan hanya modal internet dan ponsel, siapa saja bisa mengakses dunia gelap ini. Masalahnya, judi online bukan sekadar permainan. Ia adalah jebakan yang menguras waktu, uang, bahkan kehidupan sosial.

Mengapa Judi Online Begitu Menggoda?

Sejujurnya, judi online berhasil memanfaatkan kelemahan manusia: keinginan untuk kaya tanpa usaha besar. Janji-janji kemenangan besar dengan modal kecil terdengar seperti mimpi. Tapi kenyataannya, hanya segelintir yang menang, dan itu pun sering kali rekayasa.

Platform judi online tahu cara bermain dengan emosi kita. Mereka merancang situs yang membuat kita merasa "hampir menang" sehingga terus mencoba. Ditambah lagi, teknologi yang memudahkan transaksi membuat kerugian terasa tidak nyata—sampai saldo benar-benar habis.

Selain itu, lemahnya pengawasan menjadi alasan utama judi online merajalela. Meskipun pemerintah sudah memblokir ribuan situs, penyedia judi terus muncul dengan nama dan domain baru. Mereka selalu selangkah lebih maju, memanfaatkan celah hukum dan kemajuan teknologi.


Pencegahan Dimulai dari Diri dan Keluarga

Pencegahan judi online sebenarnya bisa dimulai dari hal sederhana: diri kita sendiri. Ketahui bahwa judi, apa pun bentuknya, adalah jebakan. Jangan tergoda iklan atau cerita sukses palsu. Kekayaan sejati tidak pernah datang dari keberuntungan semata.

Di tingkat keluarga, peran orang tua sangat penting. Anak-anak adalah sasaran empuk judi online karena mereka cenderung lebih rentan terhadap janji-janji instan. Orang tua harus terlibat aktif dalam dunia digital anak mereka. Bukan berarti memata-matai, tapi jadilah teman yang bisa diajak bicara. Ajak anak memahami risiko judi online, dan tanamkan nilai bahwa uang bukan segalanya.

Komunikasi ini juga bisa dilengkapi dengan edukasi tentang literasi digital. Anak-anak perlu tahu bahwa tidak semua yang ada di internet itu baik atau benar. Ajarkan mereka untuk skeptis terhadap iklan yang menjanjikan keuntungan besar dengan usaha kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun