Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Petani Muda dan Ketahanan Pangan

24 November 2024   10:25 Diperbarui: 24 November 2024   10:41 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, edukasi dan teknologi harus masuk ke desa-desa. Pemerintah dan universitas perlu menciptakan program pelatihan bertani berbasis teknologi. Misalnya, bagaimana menggunakan aplikasi untuk memantau cuaca, mengelola irigasi pintar, atau menjual produk melalui platform digital.

Ketiga, perbaiki rantai distribusi. Selama ini, keuntungan terbesar ada di tangan tengkulak, bukan petani. Dengan akses langsung ke pasar atau koperasi yang dikelola dengan baik, petani muda bisa mendapatkan harga yang lebih adil.

Keempat, permudah akses ke lahan. Program reforma agraria yang nyata dan transparan bisa jadi solusi. Selain itu, pemerintah bisa memberikan insentif pajak bagi petani muda atau subsidi untuk alat-alat pertanian modern.

Masa Depan yang Harus Kita Perjuangkan

Petani muda adalah ujung tombak ketahanan pangan kita di masa depan. Jika mereka diberdayakan, kita tidak hanya memastikan ketersediaan pangan, tapi juga menciptakan lapangan kerja, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan memutus rantai kemiskinan.

Namun, ini bukan tugas satu pihak saja. Pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat harus bahu-membahu. Dan untuk kita, mari mulai dengan langkah kecil: hargai hasil tani. Jangan nawar harga sayur di pasar terlalu rendah. Sebab di balik setiap butir nasi yang kita makan, ada keringat dan kerja keras petani—termasuk mereka yang masih muda dan mencoba bertahan di tengah kerasnya dunia.

Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Nasib petani muda adalah masa depan kita semua. Jangan biarkan mereka bermimpi sendiri. Mari bantu mereka mewujudkan mimpi itu—agar sawah-sawah kita tetap hijau dan perut kita tetap kenyang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun