Filantropi dan Teknologi
Di era digital, filantropi juga perlu naik kelas. Siapa bilang membantu orang harus selalu serius? Beberapa platform crowdfunding kreatif di Indonesia bahkan menggunakan humor untuk menarik perhatian. Misalnya, kampanye donasi dengan slogan, "Bantu dia biar gak jadi meme lagi." Kocak, tapi efektif.
Teknologi mempermudah kita menjangkau lebih banyak penerima manfaat dengan transparansi yang lebih baik. Bayangkan jika setiap donasi bisa dipantau melalui aplikasi, dari siapa donasinya hingga ke mana uang itu digunakan. Tak ada lagi kasus "salah alamat" atau "pura-pura miskin" yang membuat masyarakat malas berdonasi.
Filantropi yang Mengubah
Filantropi yang berdaya dan bermartabat bukan tentang siapa memberi dan siapa menerima, tetapi tentang menciptakan hubungan yang saling mendukung. Seperti sebuah tim, kita semua punya peran. Mereka yang memiliki sumber daya membantu membuka peluang, sementara penerima bantuan belajar untuk mandiri dan berkontribusi.
Karena pada akhirnya, tujuan filantropi adalah menjadikan kita semua lebih setara, di mana tidak ada yang merasa terlalu tinggi untuk memberi, dan tidak ada yang merasa terlalu rendah untuk menerima. Dan mungkin, suatu saat nanti, ketika Anda bertemu anak kecil dengan kotak donasi, Anda bisa tersenyum sambil berkata, "Mari kita bangun sesuatu yang lebih besar bersama."
(Ditulis dalam perjalanan studi banding ke LAZISNU PCNU Kabupaten Malang, 17112024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H