Apakah ISNU sudah cukup inklusif? Apakah kontribusinya sudah terasa hingga ke tingkat akar rumput? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab bersama, bukan hanya oleh pengurus tetapi juga seluruh anggotanya.
Harlah ini juga menjadi pengingat bahwa perjuangan intelektual tidak boleh berhenti. Kalau para pendiri NU dulu bisa menghadirkan solusi di masa penjajahan, maka ISNU hari ini juga harus mampu menghadirkan solusi untuk tantangan zaman.
Dari ISNU untuk Indonesia
Jadi, di harlah ini, mari kita bersyukur dan sekaligus berjanji: ISNU harus terus menjadi motor penggerak kebangkitan intelektual Nahdliyyin. Tidak hanya untuk NU, tetapi untuk Indonesia.
Karena pada akhirnya, apa gunanya menjadi sarjana kalau ilmunya tidak bermanfaat? Bukankah Nabi pernah berkata, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain? Dengan semangat itu, selamat harlah, ISNU! Teruslah berjuang, mencerdaskan bangsa dengan nilai-nilai Islam dan keindonesiaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI