Merajut asa di antara langit yang tak bernyawa.
Menuntunku kedalam bayang dirimu wahai adinda.
Langit nan biru bertabur cahaya surga.
Ingin rasanya duduk berdua dan merangakai sebuah cerita.
Langkah terdiam dalam keheningan senja.
Menatapmu yang jauh disana.
Ucapan cinta tak harus dengan kata-kata yang penuh retorika.
Tapi dengan bukti kepada sang pencipta.
Hening lirih kata yang tak mampu untuk kau dengar secara nyata
Tapi dengan doa dalam setiap nafasku.
Senyum manismu membuat ku rindu akan dirimu
Hingga kata tak mampu terucap dari bibirku.
Kupejamkan mataku agar tuhan menuntunmu kepadaku
Pelukan hangat dalam darimu, walau hanya hempasan angin yang datang padaku
Tak kan lelah ku jaga hatiku untukmu.
Hingga waktu menyatukan kita dengan syair cinta dalam ikatan keluarga.
untukmu wahai adinda yang jauh disana.
Doc:Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H