Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bismillah, semua akan indah pada waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Petani Tembakau di Bojonegoro Kocar-kacir

30 September 2015   10:11 Diperbarui: 30 September 2015   10:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin kesini harga tembakau di wilayah Bojonegoro semakin tidak terkontrol, petani tembakau dibuat merana, nestapa, kocar-kacir dan tunggang langgang. Bagaimana tidak, harga tembakau ditahun 2015 sama saja dengan harga tembakau 10 tahun yang lalu, padahal nilai inflasinya sudah berapa? kenaikan kurs dolar sudah berapa jika dibanding sepuluh tahun yang lalu.

Sekedar informasi, harga tembakau saat ini, tepatnya bulan september 2015 hanya berkisar dianggka 10.000/Kg, bahkan banyak juga yang terpaksa menjualnya di bawah harga 10.000/Kg. Padahal harga 10.000 tersebut adalah harga tembakau sepuluh tahun yang lalu, wajarnya menurut mereka saat ini harga tembakau itu sudah berada di harga 20.000/kg.

Kenapa harganya sangat anjlok? menurut saya pribadi, ini hanyalah permainan para pengusaha rokok. Harga tembakau akan menjadi mahal ketika gudang- gudang penyimpanan mereka dibuka, alias mau menerima (membeli) tembakau para petani saat panen. Namun pada kenyataannya, saat panen tembakau tiba, gudang selalu tutup, entah apa alasannya. Sehingga dalam kondisi seperti ini mau tidak mau petani akan menjual harga berapapun ke tengkulak (pedagang tembakau), karena tembakau tidaklah dapat disimpan lama dipetani, nanti harganya bakal semakin anjlok karena kualitasnya menurun (versi para petani).

Bisa dibilang ya cuma 'balik modal' saja, dapet capeknya doang. Padahal, berbagai prediksi mengatakan bahwa kemarau akan terjadi masih lama, banyak yang memprediksi hujan baru akan turun dibulan November, otomatis mereka akan mengalami masa tunggu yang masih lama untuk bisa bercocok tanam kembali. 'Paceklik' pun tentu tidak dapat dihindari lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun