[caption caption="Penilaian Seleksi (Dok.Pri)"][/caption]
Peretengahan bulan lalu (16/2/2016) diadakan sidang penentuan akhir (Pantukhir) untuk seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) tingkat Panda Polda Jatim. Seleksi ini merupakan kesempatan terbaik dan langka bagi setiap anggota polisi berpangkat brigadir (bintara), untuk melangkah menjadi perwira. Namun, tentu saja seleksi yang memakan waktu berbulan-bulan ini tidak lah mudah. Dari 594 peserta, hanya akan dipilih 75 orang saja.
Yang menarik adalah, salah satu materi ujinya berupa kemampuan Bahasa Inggris dengan bobot 30% dari total sistem penilaian. Materi uji ini ternyata juga cukup memberatkan bagi peserta, dilihat dari sebaran nilai hasil antara 20 hingga 75 dan hanya sebagian kecil saja yang mendapatkan nilai di atas 50. Bapak Kapolda Jatim Irjen Pol Irjen Pol Drs. Anton Setiadji, dalam pidato pembukaannya sempat menyinggung peningkatan bobot penilaian materi Bahasa Inggris ini bagi polisi. Kata Pak Anton, sampai-sampai, ada yang istri polisi yang mengikuti seleksi, mencoba melobi agar Bahasa Inggris ini tidak dijadikan dasar penilaian karena suaminya tidak bisa Bahasa Inggris. Tentu saja ini istri polisi yang berasal dari satu daerah dengan Pak Kapolda.
[caption caption="Kapolda Jatim Irjen Pol Irjen Pol Drs. Anton Setiadji, SH, MH (Dok.Pri)"]
Ternyata, test kemampuan Bahasa Inggris tidak hanya menjadi momok bagi polisi, tetapi juga bagi mahasiswa di beberapa perguruan tinggi yang mensyaratkan nilai TOEFL minimal untuk dapat lulus dan diwisuda. Walau TOEFL (Test of English as a Foreign Language) ini bukan merupakan bagian dari SKS di kurikulum yang harus dipenuhi, namun ternyata benar-benar dapat menentukan apakah seorang mahasiswa dapat lulus dan diwisuda atau tidak.
Pengalaman beberapa teman yang menyelesaikan studi lanjutnya di ITS Surabaya, mereka tidak bisa lulus dan diwisuda karena skor TOEFL-nya masih di bawah 477 yang disyaratkan, walaupun sudah lulus ujian tesisnya. Jadilah dia MMT alias Magister Minus TOEFL. Konyolnya, seorang teman lainnya, dia lebih dari 2 semester hanya untuk bisa lolos TOEFL. Setiap kali test TOEFL di Language Centre ITS, skornya naik turun mengikuti fluktuasi indeks saham. Sudah 5 kali test, skornya masih di antara 420-450. Dari pengalaman teman-teman yang terhambat di skor TOEFL, mereka baru bisa lolos setelah 10 hingga 12 kali test. Itupun nilainya persisi sesuai dengan nilai minimal. Mungkin itu nilai kasihan karena sudah lebih dari 10x tidak juga lolos.
Hambatan skor TOEFL bagi mahasiswa bukannya tidak disiasati oleh mereka. Ada yang menggunakan jasa joki alias peran pengganti saat test. Tentu saja sampai memalsukan KTP, karena saat ujian akan diperiksa kesesuian antara wajah dengan foto KTP pendaftar. Ya, memang memprihantinkan. Sedangkan mereka yang memilih jalan yang lurus, biasanya akan mengikuti mengambil kursus TOEFL Preparation di Language Centre dan akhirnya bisa lulus.
Kemampuan Bahasa Inggris ternyata menjadi momok bagi polisi maupun mahasiswa. Jadi ke depan di era yang semakin mengglobal, Bahasa Inggris akan menjadi persyaratan umum baik untuk polisi, mahasiswa, pencari beasiswa, Anda yang akan bekerja di perusahaan multinasional, maupun Anda yang menjadi wirausaha. Jika tidak, suatu saat, Bahasa Inggris akan menjadi batu sandungan Anda untuk meraih tujuan hidup.
How about you?
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI