Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pidato Terakhir Rasulullah yang Wajib Disimak Pria

3 Februari 2016   11:26 Diperbarui: 3 Februari 2016   11:48 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah ayat yang biasanya digunakan oleh mereka yang tidak menyukai Islam, untuk menstigma kalau Islam adalah agama yang begitu semena-mena kepada perempuan. Islam dicap sebagai agama yang menempatkan laki-laki dan perempuan tidak dalam kesetaraan gender dan meletakan dominasi pria di atas wanita. Ayat tersebut adalah pada Surat An-Nisa' (4): Ayat 34

 "....dan tinggalkanlah di tempat-tempat tidur mereka, dan pukullah mereka."

Kalimat perintah, "Pukullah mereka", menjadi senjata yang digunakan untuk menuding Islam sebagai agama yang melegitimasi kekerasan suami kepada istrinya alias KDRT. Benarkah demikian? Tentu saja tidak. Kalimat tersebut hanya penggalan ayat yang sebenarnya cukup panjang dan terdiri dari beberapa kalimat.

  • "Laki-laki itu adalah pemimpin atas perempuan dengan sebab apa yang telah Allah lebihkan sebagian kalian atas sebagian yang lain dan dengan sebab apa-apa yang mereka infaqkan dari harta-harta mereka.
  • Maka wanita-wanita yang shalihah adalah yang qanitah (ahli ibadah), yang menjaga (kehormatannya) taatkala suami tidak ada dengan sebab Allah telah menjaganya.
  • Adapun wanita-wanita yang kalian khawatirkan akan ketidaktaatannya maka nasihatilah mereka, dan tinggalkanlah di tempat-tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
  • Akan tetapi jika mereka sudah mentaati kalian maka janganlah kalian mencari-cari jalan (untuk menyakiti) mereka, sesungguhnya Allah itu Mahatinggi Mahabesar."

Pada kalimat pertama, Allah SWT menegaskan kepemimpinan laki-laki dalam rumah tangga dan sebagai pemberi nafkah dalam keluarganya. Kalimat kedua merupakan kriteria wanita shalihah yang diberikan oleh Allah SWT, yaitu wanita yang qonitah atau taat, berbakti, ahli ibadah dan dapat menjaga kehormatannya.

Kalimat ketiga merupakan petunjuk bagi pemimpin rumah tangga, untuk memberikan nasihat kepada yang dipimpinnya (wanita), apabila dia mulai menyimpang atau mengerjakan hal dilarang oleh Allah dan RasulNya. Nasihat atau komunikasi persuasif menjadi jalan pertama yang dianjurkan oleh Allah SWT. Apabila tidak diindahkan juga, maka 'pisah ranjang' menjadi bagian dari tindakan hukuman. Tindakan terakhir bersifat represif, apabila nasihat dan pisah ranjang tidak lagi  mempan mengubah perilakunya. Justru pada kalimat terakhir, Allah SWT mengingatkan pria sebagai suami, untuk tidak mencari-cari kesalahan istri dan memberikan hukuman, saat istri sudah taat.

Namun, bagi sebagian orang, kata 'pemukulan' tetap saja sebuah tindakan kekerasan dan masuk ranah KDRT. Padahal tindakan menghukum dengan memukul juga ada rambu-rambunya tidak boleh membuat cedera, cukup sekedar memberi pelajaran dan bukan untuk menyakiti. Menghukum istri bukan karena perasaan marah dan benci, tetapi karena perasaan sayang agar istri tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Ajaran Islam Memuliakan Wanita

Orang barat berpikiran kalau hijab merupakan bentuk penindasan terhadap wanita. Namun justru hijab yang menutup aurat wanita, menjadi cara menjaga harkat dan martabat wanita. Sebuah social experiment yang dipublikasikan di youtube, seorang wanita yang berpakaian kasual dengan menampilkan aset dan lekukan tubuhnya, menjadi sasaran kejahilan kaum pria yang memandang dan menggodanya di jalan. Sedangkan saat si wanita yang sama menggunakan hijab syar'i, tidak ada seorang pria pun yang menggodanya. 

Islam benar-benar ajaran untuk memuliakan wanita dan menempatkannya pada kedudukan yang tinggi. Rasulullah Muhammad SAW bersabda tentang kriteria pria yang terbaik dalam Islam. Bukan dari kekayannya, bukan dari ketampanannya dan jabatannya. Sederhana saja, pria terbaik adalah yang paling baik terhadap istri dan keluarganya dengan perlakukan yang baik serta memberi nafkah yang baik pula.

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri atau keluarganya"
(HR Ibnu Majah dan di shahihkan oleh al-Albani)

Bila seorang muslim mengamalkan hadist tersebut, InsyaAllah tidak ada pria yang berbuat kasar kepada istri dan anak-anaknya. Tidak ada suami yang menelantarkan istri dan anak-anaknya dengan tidak memberi nafkah.

Pidato Terakhir

Tahukah Anda pidato atau khutbah terakhir Rasulullah Muhammad SAW saat pelaksanaan Haji Wada' (Haji Perpisahan) saat di Padang Arofah? Salah satu pesan terakhir Rasulullah Muhammad SAW adalah tentang bagaimana seorang pria atau suami memberlakukan wanita dengan sebaik-baiknya (Hadits Shahih Ibnu Khuzaimah, juz 4, hal 251).

  • Wahai manusia sekalian, takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Engkau telah peristrikan mereka dengan amanat dari Allah, dan dengan ajaran Allah telah engkau buat bagian-bagian rahasia yang ada pada diri mereka menjadi halal bagimu.
  • Sesungguhnya, telah engkau dapatkan hak-hak tertentu bagimu atas istri-istrimu,dan istri-istrimu mempunyai hak-hak tertentu atasmu. Hak kamu atas mereka adalaah bahwa mereka tidak boleh mengizinkan siapa pun, yang tidak engkau sukai, menginjak-injak tempat tidurmu, dan bahwa mereka tidak boleh memperkenankan siapa pun yang tidak engkau sukai memasuki rumahmu. Jika mereka melakukan tindakan demikian, maka Allah telah mengizinkanmu untuk memarahi mereka, berpisahlah dari tidur mereka, dan pukullah mereka, tetapi jangan terlalu keras. Jika mereka menahan diri dari perbuatan demikian, maka mereka harus mendapatkan perlindungan dan pakaian yang layak darimu.
  • Ingatlah, berlaku baiklah kamu terhadap wanita, karena mereka adalah penolongmu. Mereka tidak memiliki sesuatu pun bagi diri mereka sendiri dan kamu mengambil mereka sebagai amanat Allah, dan kehormatan mereka dihalalkan buatmu dengan nama Allah. Jika mereka taat kepadamu dalam hal ini, maka janganlah engkau perlakukan mereka secara tidak adil. Saksikanlah, bukankah sudah aku sampaikan? Ya Allah, jadilah saksi atas peristiwa ini.

Pidato Rasulullah ini begitu panjang membahas tentang rumah tangga dan hubungan antara pria dan hal wanita dalam rumah tangga. Demikian bagaimana Islam, Allah dan RasulNya, begitu memperhatikan wanita dan hak-haknya dalam rumah tangga. Ini adalah pelajaran dan wasiat besar bagi kaum pria yang akan menikah maupun yang telah menikah, agar berlemah lembut kepada istrinya dan memberikan hak-haknya sebagai sebuah sikap terbaik yang harus dilaksanakan.

Istri dan Anak Sebagai Cobaan

Bagaimana bila kita sebagai suami dan ayah, sudah mencoba berbuat baik di dalam keluarga, namun ternyata istri dan anak-anak kita malah menjadi jalan menjauhkan diri kita dari Allah dan RasulNya? Allah SWT telah menginatkan para pria yang menjadi suami dan ayah dalam (QS. At-Taghaabun: 14-18).

  • "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka;
  • dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
  • Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
  • Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu,
  • dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
  • Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu, dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." 

Namun, bila istri dan anak-anak kita tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, ingat  firman Allah SWT, bahwa istri dan anak-anak itu bisa cobaan dan ujian atas kesabaran kita untuk tetap di jalan Allah. Tetaplah istiqomah untuk berlaku baik kepada istri dan anak-anak kita, sambil memohon pertolongan Allah, Dzat yang maha membolak-balikan hati manusia. Bila cobaan itu datang dalam rumah tangga, tetap berusahalah dan selebihnya bersabar sesuai firman Allah dalam Al-Baqarah [2] : 153.

  • “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu.
  • Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Kata 'sabar' diletakkan lebih awal setelah kata 'sholat', sebagai bagian dari cara menolong kita dari kesulitan apapun dalam hidup ini. Kemudian, pada kalimat kedua, Allah menjanjikan akan beserta orang-orang yang sabar. Bila Allah sudah beserta kita, apa sih yang tidak bisa kita selesaikan di dunia ini?

Penutup

Demikian yang bisa saya sampaikan pada tulisan ini, sebagai wasiat dan nasihat bagi diri sendiri dan semoga bisa bermanfaat juga bagi Anda yang membacanya. Semoga saya dan Anda semua memiliki keluarga yang sakinah mawaddah warahmah (tenang, penuh cinta dan anugrah) dan rumah tangga yang menjadi baiti jannati (rumahku surgaku). Aaamiiin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun