Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Patah Hati

13 Januari 2016   18:01 Diperbarui: 13 Januari 2016   18:01 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siap Pak..." jawabku lagi dengan sikap berdiri tegak. Rasanya aneh juga. Walau sudah berpakaian rapi dengan jas begini, namun tetap saja pembawaan sikap siap ala security tidak bisa dihilangkan begitu saja.

Ah... pertanyaan Pak Alvian sudah merusak suasana indah saat aku mengenang Ratri tadi. Aku jadi lupa sampai di mana tadi lamunanku tentang Ratri. Aku juga jadi lupa mengapa aku harus begitu patah hati karena dia menikah.

"Selamat memulai hidup baru ya Ratri. Bila dirimu membutuhkan pengamanan, aku akan selalu siap untuk dirimu, menemanimu lembur nanti di kantor seperti biasa," bisikku dengan senyum mengembang.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun