"Siap Pak..." jawabku lagi dengan sikap berdiri tegak. Rasanya aneh juga. Walau sudah berpakaian rapi dengan jas begini, namun tetap saja pembawaan sikap siap ala security tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Ah... pertanyaan Pak Alvian sudah merusak suasana indah saat aku mengenang Ratri tadi. Aku jadi lupa sampai di mana tadi lamunanku tentang Ratri. Aku juga jadi lupa mengapa aku harus begitu patah hati karena dia menikah.
"Selamat memulai hidup baru ya Ratri. Bila dirimu membutuhkan pengamanan, aku akan selalu siap untuk dirimu, menemanimu lembur nanti di kantor seperti biasa," bisikku dengan senyum mengembang.
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!