Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

3 Tempat Asyik yang Saya Kunjungi Hari Ini

11 Oktober 2015   23:18 Diperbarui: 11 Oktober 2015   23:33 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini (11/10/2015) saya sekeluarga mengantarkan Ibu yang akan pulang ke Jogja setelah beberapa hari nyambangi anak, menantu dan cucunya. Seperti biasa, Ibu lebih suka naik bus melalui terminal Bungurasih. Namun sebelumnya, kami sempatkan terlebih dahulu untuk sarapan pagi dengan semangkok bubur ayam Citra di dekat Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru.

Keluar dari terminal Bungurasih, kami tidak langsung pulang kembali ke rumah. Rasanya sangat saya bila jalan raya yang lengang dan udara pagi yang segar, harus kami lewatkan begitu saja. AKhirnya, kami putuskan untuk jalan-jalan ke Surabaya menikmati beberapa taman kota yang menjadi ruang publik berharga bagi semua warga.

Target pertama saya adalah Taman Pelangi. Letaknya di pulau Jalan Ahmad Yani depan kantor Bulog. Sebelumnya saya lebih sering menyebutnya sebagai Taman Dinosaurus, karena terdapat monumen berupa balok-balok beton yang berjajar menyerupai tulang rusuk dinosaurus yang besar. Sebenarnya taman ini tampak begitu indah di malam hari, karena warna-warni lampu yang menyorot pada pancuran balok-balok beton yang berjajar tadi. Namun suasana di pagi hari juga ternyata tidak kalah indahnya dengan komposisi warna hijau dengan aksen warna-warni bunga.

Taman ini juga benar-benar menjadi paru-paru kota yang menghasilkan udara segar bagi pengunjungnya. Ditambah bunga-bunga yang beraneka warna dan kupu-kupu yang terbang di antaranya, membuat taman pelangi begitu menyenangkan di pagi hari. Ada banyak objek foto berupa kupu-kupu 'siang' yang begitu membuat kita merasa dekat dengan suasana alam. 

Setelah puas menghirup kesegaran Taman Pelangi dan memotret beberapa bagiannya, kami bergeser ke arah Taman Bungkul. Kebetulan teman-teman Konek (Kompasianer Nekad) dan HIMPSI Jawa Timur sedang mengadakan acara memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Taman Bungkul. Namun hasil akhirnya Target Kedua bergeser ke Taman Lansia yang berada di Raya Gubeng, karena pertimbangan parkir dan tingkat keramaian. Jadilah kami meluncur ke Taman Lansia.

Mengapa disebut Taman Lansia? Sesuai dengan namanya, memang taman ini sangat nyaman untuk para lansia yang hendak berolah raga dengan berjalan kaki, sambil menikmati pijat refleksi dari hamparan batu sepanjang 20 meter. Saat saya mencobanya, rasanya clekit-clekit di kaki sambil meringis menahan nyeri. Sementara beberapa orang dengan santainya menapakan kaki telanjang mereka. Beberapa orang tua juga tampak bermain dengan anak-anaknya yang masih kecil di beberapa permainan anak-anak.

Taman Lansia yang berada di tengah kota, memiliki kualitas kesegaran udara yang tidak kalah baiknya dari Taman Pelangi di minggu pagi. Berbagai bunga yang berwarna-warni, ditambah dengan air mancur di tengah taman, membuat saya betah berlama-lama. Sementara putra saya juga betah mengabadikan beberapa foto bunga yang bermekaran.

Setelah puas menikmati Taman Lansia, yang walaupun sering lewat dan baru kali ini sempat mampir, kami meluncur ke Pantai Kenjeran. Target Ketiga ini merupakan tempat yang sebenarnya menghadap langsung ke rumah saya di Madura sana. Saya pernah naik perahu dari rumah di Madura dan mendarat di Pantai Kenjeran. Kali ini saya mengajak anak-anak untuk berwisata pantai. 

Jalanan yang lengang, membuat kami begitu menikmati berjalan-jalan di Kota Surabaya. Kurang dari 15 menit, saya sudah memasuki area Kenjeran dengan melewati perkampungan penduduk yang jalannya menyempit. Hawa laut sudah terasa dan semakin kuat saat memasuki gerbang Pantai Ria Kenjeran (lama). Dengan tiket masuk sebesar 10 ribu per orang, kami sudah berada di dalam area wisata Pantai Kenjeran yang sudah dipenuhi oleh wisatawan domestik lainnya.

Kami langsung menyerbu area makanan yang menjual berbagai makanan khas laut. Kupang lontong dan sate kerang, menjadi salah satu pilihan kami sekeluarga. Sementara putri kami lebih senang berbelanja kerajinan tangan terbuat dari kayu dan kerang-kerangan.

 

Selain wisata kuliner, kami akhirnya sepakat untuk menyewa perahu untuk menelusuri Selat Madura secara langsung. Setiap orang dikenakan tarif 10 ribu untuk tujuan patung vihara atau tujuan pulau pasir. Kami lebih memilih patung vihara yang menampilkan Dewi Kwan Im. Dari tengah laut, kita juga bisa melihat proses pembangunan jalan tol laut yang mengarah akses ke Suramadu.

Demikian perjalanan wisata seputar Surabaya. Walaupun tanpa direncanakan, namun ternyata sangat menyenangkan bisa berjalan-jalan bersama keluarga. Jadi, bila Anda bingung mau jalan-jalan kemana di Surabaya, 3 tempat ini menajdi alternatif pilihan yang baik. Selamat berjalan-jalan.

---------------

*) semua foto merupakan dokumen pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun