Namun penggunaan mitos untuk mendukung kelestarian hutan mungkin hanya bisa ampuh untuk masyarakat yang taraf pendidikannya masih rendah. Sehingga perlu strategi yang berbeda untuk meningkatkan efektifitas usaha pelestarian hutan.
Paperless dan Teknologi
Kampanye penyadaran pelestarian hutan harus terus digalakkan, terutama dimulai dimulai dari generasi baru Indonesia mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Karena mereka inilah yang akan menjadi pengambil keputusan untuk Indonesia di masa depan. Diharapkan, mereka adalah generasi yang memiliki kesadaran akan pelestarian hutan ke depan.
Mungkin hal kecil yang telah diterapkan oleh negara-negara maju dalam kaitannya dengan kampanye lingkungan hidup, adalah dengan mengurangi dan menekan semaksimal mungkin penggunaan produk apapun yang berbahan kayu. Akibatnya, penggunaan kertas yang dianggap salah satu produk penyebab penggundulan hutan di negara maju menjadi berkurang. Banyak koran dan majalah di Amerika gulung tikar karena mereka dianggap tidak ramah lingkungan. Lebih-lebih setelah adanya media komunikasi alternatif berbasis teknologi digital, koran, majalah dan bukupun beralih ke format digital. Muncullah istilah paperless yang digunakan untuk merujuk pada penggunaan media komunikasi dan informasi tanpa kertas.
Bayangkan bila masyarakat Indonesia sadar akan konsep paperless. Murid tidak perlu lagi menulis di buku tetapi cukup menggunakan tablet-pc untuk membaca dan menulis, karena  penerbit buku pelajaran juga tidak perlu mencetak buku pelajaran di kertas. Guru dan dosen tidak perlu lagi memberikan materi dalam bentuk fotokopian, tetapi cukup menggunakan teknologi e-learning yang memungkinkan siswa dan mahasiswa mengunduh materi yang mereka butuhkan lewat internet.
Dosen tidak lagi menyuruh mahasiswanya membuat makalah yang dicetak di kertas. Semua tugas dikirim lewat e-mail dan bentuk dokumen digital. Skripsi, tesis, desertasi dan jurnal penelitian tidak perlu menghabiskan banyak kertas yang notabene harus menebang pohon di hutan. Semua dikumpulkan dan didistribusikan dengan memanfaatkan teknologi digital seperti e-journal.
Demikian juga dengan semua aktifitas perkantoran. Teknologi digital cukup bisa mendukung penerapan paperless di perkantoran dengan memanfaatkan e-office. Semua surat, bukti transaksi, laporan dan dokumen penting lainnya tidak harus lagi dicetak di atas kertas, tetapi dibuat dan dimanfaatkan dalam format digital.
Penutup
Regulasi pemerintah memang akan sangat berperan penting bagi pelestarian hutan di Indonesia. Namun bila ternyata kondisi pemerintah tidak bisa sepenuhnya menekan tingkat kerusakan hutan dan menjamin adanya pelestariannya, maka sudah saatnya semua masyarakat untuk bahu-membahu membangun kesadaran kolektif melestarikan hutan.
Masyarakat di daerah punya cara yang berbeda-beda dalam mendukung pelertarian alam dan lingkungan hutan. Mitos adalah salah satu local wisdom yang perlu dihargai. Namun di era modern ini, selain membangun kesadaran, pemanfataan teknologi juga bisa menjadi alternatif untuk mendukung pelestarian hutan dengan kampanye paperless.
Mari dimulai dari diri sendiri. Dimulai dari hal yang kecil dan dimulai saat ini juga. Go green dengan paperless.