[caption id="attachment_203192" align="alignright" width="228" caption="Courtesy of detik.com"][/caption] Seperti kita ketahui bersama, bahwa Soekarno dan Moh. Hatta adalah dua tokoh nasional yang dikenal sebagai bapak proklamator sekaligus presiden dan wakil presiden  RI pertama. Keduanya juga biasa disebut sebagai dwi tunggal, yang artinya satu kesatuan. Jangan heran bila menyebut nama Soekarno pasti akan bergandengan dengan nama Hatta. Terbukti ada banyak nama jalan utama di republik ini yang diberi nama Jalan Soekarno-Hatta. Demikian juga dengan nama bandara internasionalterbesar di Indonesia yang diberi Soetta atau Soekarno-Hatta. Padahal, Soekarno dan Hatta itu tidak begitu akur dalam hal pemikiran. Terbukti, Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956 setelah mendampingi Soekarno lebih dari 11 tahun. Begitu seringnya nama Soekarno digandeng dengan nama Hatta, membuat Guruh -- salah seorang putra Soekarno, menjadi gusar.  "Jadi, katanya, nama bapak saya itu Soekarno Hatta. Hatta dikira ayahnya Soekarno, menjadi Soekarno bin Hatta," ujar Guruh seperti yang dirilis Kompas.com.  Nama Soekarno seperti kehilangan identitasnya bila tanpa digandeng dengan nama Hatta seperti yang biasa kita kenal. Demikian juga dengan Hatta. Bisa-bisa, orang akan menyangka kita sedang menyebut Hatta Rajasa yang biasa dipanggil Hatta juga. Namun identitas nama tersebut tetap ada bila kita menuliskannya dengan tambahan gelar akademik seperti Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Begitu juga dengan penamaan sebuah jalan baru di Surabaya Timur, yang merupakan sebuah jalan lingkar timur Surabaya yang menghubungkan sekitar Bandara Juanda dan akses menuju Suramadu. Jalan sepanjang lebih dari 10 KM ini kemudian diberi nama Jl. Dr. Ir. H. Soekarno. Beberapa orang pasti akan merasa asing dengan nama jalan ini, karena Soekarno hanya dikenal dengan gelar Ir. yang didapatnya dari ITB atau Technische  Hoogeschool te Bandoeng (1921-1926). Rupanya gelar doktor yang disematkan pada nama Soekarno didapat dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1951 berupa doktor HC (Honouris Causa). Jadi seharusnya, penulis gelar doktor pada nama  Soekarno, ditulis menjadi Dr. (HC).  Gelar Dr. (HC)  ini juga  diberikan kepada Drs. Moh. Hatta, walau mungkin saat ini kita belum menemukan nama Hatta yang berdiri sendiri lengkap tertulis Dr.(HC) Drs. H. Moh. Hatta sebagai nama bangunan besar atau jalan. Gelar hajinya didapat karena Soekarno memang pernah berhaji pada tahun 1955. Dari hasil penelusuran sumber informasi di internet, pemisahan nama Soekarno dan Hatta dan penulisan nama lengkap Soekarno sebagai nama jalan ternyata adalah baru pertama kali terjadi di Indonesia untuk nama jalan. Dan, itu hanya ada di Surabaya, seperti yang disebutkan tadi di atas. Mungkin di tempat lain sudah ada nama jalan Soekarno atau Hatta, namun tidak 'se-serius' yang digunakan di Surabaya. [caption id="attachment_203191" align="aligncenter" width="600" caption="Papan nama jalan di Suruabaya (Dok.Pri)"]
- http://nasional.kompas.com/
- http://kampus.okezone.com/
- http://id.wikipedia.org/Soekarno/
- http://id.wikipedia.org/Mohammad_Hatta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H