Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Keyboard yang Durhaka?

14 Juli 2012   05:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:58 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah di jaman Komputer Kompasiana, semua komponen komputer saling berkumpul untuk sharing and connecting. Ada monitor, webcam, keyboard, flashdisk, cd-rom drive, motherboard, memory, vga card, power supply, hingga komponen yang bentuknya kecil namun menentukan, yaitu processor. Semua komponen komputer itu kadang saling ledek, saling memberi informasi, bahkan ada juga yang berbagi informasi sambil memadu kasih. Tak heran bila kemudian sebuah Port USB versi 2.0 made in Medan akhirnya menikah dengan Flashdisk USB made in Sunda. Suatu hari muncullah sebuah keyboard yang mengaku cuman keyboard komputer biasa. Dia curhat kalau di komputer lain seringkali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan karena sang keyboard sering mengetikkan hal-hal yang berbeda dengan lingkungan komputernya. Akhirnya banyak pula komponen komputer yang berempati terhadap penderitaannya si keyboard ini. bahkan sebuah motherboard berempati dan ingin memungutnya sebagian anak. Akhirnya si keyboard dapat berlindung dan sering dibela oleh motherboard.

Menurut sebuah spyware dan worm, si keyboard ini made ini prodi ilmu komunikasi Unpad. Entah dosen atau mahasiswa. Tak heran jika gaya bahasanya mengalir dan memikat. Karena kepintaraanya dalam mengetik, si keyboard inipun banyak mendapat penggemar. Namun sayang, seringkali dia mengetikkan hal-hal yang bisa menimbulkan perdebatan. Tak jarang keyboard harus terlibat adu tombol enter dan tombol ctrl + alt +del dengan komponen komputer lainnya. Suatu hari motherboard yang telah membelanya dan menganggapnya sebagai anak sendiri ingin ketemu langsung dengan si keyboard. Maklum, selama ini motherboard tidak pernah ketemu langsung dengan si keyboard, karena yang kelihatan hanya colokan PS/2 saja yang terhubung ke keyboard. Ya, menang keyboad PS/2 ini sebenarnya termasuk jenis jadul. Tetapi entah mengapa dia sering mengaku-aku kalau colokannya pakai USB 3.0. Maka, si motherboardpun mengundang si keyboard untuk bertemu. Rupanya motherboard juga ingin tahu merek dan model keyboard yang digunakan sama si keyboard. Hal itu karena motherboard merasa kagum dengan kepintaran si keyboard mengetik pakai 2 jadi di tombol QWERTY. Namun apa jawaban dari si keyboard? Rupanya si keyboard menolak bertemu motherboard karena dia tidak mau semua orang tahu apa merek keyboardnya dan produksi tahun berapa. Motherboard mencoba menjelaskan ketulusan hatinya untuk bertemu dengan keyboard, namun tetap saja keyboard menolak. Entahlah, mungkin keyboard tidak siap untuk bertemu dengan motherboard karena casing keyboardnya tidak seindah yang diceritakan pada semua orang. Atau memang sebenarnya keyboard ini agak rusak karena beberapa tombolnya sering error. Namun yang pasti, motherboard harus menelan kekecewaan ditolak bertemu oleh anak angkatnya sendiri, si keyboard. Sabar ya Motherboard. Jangan kau kutuk si keyboard sebagai anak durhaka. Toh dia cuman anak angkat saja di dunia perkomputeran Kompasiana. Mungkin suatu saat si keyboard akan mau menemui motherboard walau dengan menggunakan bantuan tongkat berjalan karena memang si keyboard sudah uzur. Menurut Anda, durhakakah si keyboard terhadapa motherboard? Entahlah, saya juga bingung ini tulisan tentang apa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun