Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gara-gara Kompasiana, Saya Malah Ingin Jadi Detektif

13 Juni 2012   11:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entahh bagaimana awalnya, sejak saya bergabung di Kompasiana ini, saya selalu tertarik untuk melakukan reportase hasil dari sebuah investigasi. Kalau bahasa orang-orang ilmu komunikasi atau jurnalistik, disebut jurnalisme investigasi. Maka jangan heran jika saya kesana kemarin membawa 2 kamera sekaligus. Satu di handphone dan yang lainnya berupa kamera pocket. Saking terobsesinya, foto profil saja kostumnya dipinjam dari poster Sherlock Holmes dan fitting-nya menggunakan Adobe Photoshop. Bahkan sebuah cerita bersambung saya tuliskan khusus tentang investigasi dengan latar dunia hacking. (Prosa: cinta satu malam berujung bahagia bagian 1 ). Nah, kemarin (12/6), saat saya berangkat ke kantor sekitar jam 9 pagi, di jalan raya saya mendapati sebuah mobil mewah dengan plat nomer Mabes TNI. Naluri sebagai jurnalis kampungpun (baca: warga) muncul. Siapa tahun ini adalah mobil yang kasusnya sama dengan yang terjadi di Jakarta minggu lalu, di mana beberapa mobil super mewah menggunakan plat nomer aparat pemerintah. Tujuannya tidak lain digunakan sebagai 'jimat' untuk menakut-nakuti polisi dan masyarakat awam yang ada di jalanan. Beritanya di sini. Sambil mengendarai Harley Davidson  (HD) made in Jepang saya yang cuma 110 cc, sayapun mencoba untuk membuntuti mobil bagus dengan plat nomer mencolok tersebut. Sesekali saya menyalip untuk menghindari kecurigaan target pengamatan saya. Beberapa kali juga saya mencoba mengambil foto dari angel yang kira-kira dianggap bagus oleh pengamat foto amatir. Maunya sih saya berakrobatik di atas HD sambil memotretnya. Tetapi  ilmu khusus itu belum diajarkan dulu waktu di kuliah. Ya sudahlah, saya cukup puas mengambil foto dengan cara konvensional. Tangan kanan memutar gas, sedangkan tangan kiri memegang kamera. [caption id="attachment_187790" align="aligncenter" width="500" caption="Mobil Ford Everest Plat Mabes TNI. Bentuk Plat yang mewah dan timbul yang membuatnya tampak  mencurigakan."][/caption] Perjalanan membuntuti mobil plat nomer Mabes ini saya lakukan dari daerah Aloha  Sidoarjo (Bandara Juanda), hingga daerah Jl. A. Yani sebelum jembatan layang Wonokromo. Namun sayang, sesampai di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS), mobil tersebut seperti lenyap entah kemana. Tetapi setelah saya pikir, ternyata si mobil tersebut kemungkinan mengambil jalan putar balik, sedangkan saya terus lewat jalan biasa bermaksud menunggu mobil tersebut di depan KBS. Beruntung saya kehilangan jejak mobil tersebut. Mengapa saya katakan beruntung. Andaikata sampai saya bisa membuntuti si pengendara hingga ke pusat perbelanjan atau ke sebuah area terlarang, dan ternyata saya tertangkap basah menguntit dia, pasti perkaranya menjadi heboh. Otomatis saya harus mengeluarkan kemampuan bela diri saya, mulai dari silat, karate, jiujitsu, hingga capoera. Dan semuanya hanya saya pelajari lewat  tayangan video di youtube. Saya tidak bisa bayangkan jika wajah tampan dan mulus ini menjadi babak belur karena dipukuli. OMG. Akhirnya sayapun mencari jalan kembali ke kantor setelah tersesat hampir mencari perkara dengan membuntuti mobil plat tentara. "Oke deh Choiron. Lain kali kalau mau ke kantor lurus saja, ghak usah belok-belok ya," pesan saya pada diri sendiri sambil cengar-cengir sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun