Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kerjasama Honda-Kiat Esemka, Why Not?

10 Januari 2012   06:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lebih dari 1 minggu ini gempar mobil nasional (mobnas) yang dipicu oleh peluncuran Kiat Esemka oleh Jokowi, bergema mulai dari media online, elektronik, hingga warung kopi Cak To depan kantor. Semuanya membuat spekulasi dan analisa atas apa yang terjadi. Ada sebagian komentar tokoh nasional yang produktif. Namun tidak sedikit pula komentar mereka kontra produktif yang berakibat pada diskursus mobnas yang semakin tidak jelas. Baiklah, saya tidak akan memperkeruh diskursus Kiat Esemka dan peluang harapan berdirinya mobnas yang handal dan membangkan. Saya juga tidak akan mendiskusikan siapa ngomong apa dan melawan siapa. Kita lupakan sejenak motif narsis, cari muka, cari perhatian, dan kemungkinan perlawanan 'kartel' perusahaan di bidang otomatif yang sudah merajai pasaran mobil dan motor kita. Kita berdiskusi yang adem-adem saja sambil membangun harapan Indonesia yang lebih baik dengan belajar dari negara lain. Setuju? Kerjasama Honda dengan Kiat Esemka Saat ini Honda adalah sebuah perusaahaan otomatif dari Jepang yang menguasai pemasaran otomotif di Indonesia dan dunia. Bahkan untuk sepeda motor, hampir semua pangsa pasar dikuasai oleh perusahaan dari Jepang seperti Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Sedangkan produsen dari India, China, dan lainnya hanya menguasai ceruk kecil saja. Saya membayangkan bila kemudian Kiat Esemka yang sudah 'terlanjur' membangun harapan akan prestasi SDM Indonesia dalam bidang otomotif atau penguasaan teknologi lainnya ini, kemudian digandeng oleh Honda. jadi ada kerjasama antara Honda dengan Kiat Esemka dalam memproduksi mobil nasional. Mereka kemudian membuat sebuah konsorsium usaha yang menghasilkan produk unggulan dibawah supervisi Honda. Dari produk mereka, Honda menyumbang mesin mobil yang sesuai dengan spesifikasi produk. Sedangkan desain, perakitan chasis, body, ekterior dan interior lainnya dilakukan oleh tim dari Kiat Esemka. Hasilnya pasti akan bagus. Selain karena menyangkut nama besar (trademark) Honda sebagai perusahaan unggul di dunia otomatif. Sederhananya, apapun mobilnya, mesinnya tetap Honda. [caption id="attachment_154990" align="alignright" width="300" caption="Produk Jialing pertama yang mirip Honda Supra X"][/caption]

Belajar dari Jialing - China Anda mungkin bertanya, mungkinkah? Mengapa tidak mungkin? Apakah Anda ingat produk sepeda motor yang dipasarkan pada tahun 2000-an bernama Jialing? Jialing sendiri merupakan nama sebuah sungai di China. Perlu saya informasikan pada Anda, Jialing adalah merek sepeda motor yang cukup membanjiri pasar Indonesia saat harga sepeda motor Jepang meroket karena nilai tukar dollar dan rupiah yang gila-gilaan. Sepeda motor bebek yang harganya saat itu berkisar antara 5-7 juta, melonjak menjadi lebih dari 10 juta. Peluang ini yang kemudian diambil oleh Jialing dengan memasarkan sepeda motor bebek 'mirip' Honda Grand dan sekali lagi 'mirip' Honda Supra dengan harga yang terjangkau masyarakat. Walau kemudian masyarakat banyak yang kecewa saat  mengetahui kualitas Jialing tidak sebagus Honda. Mengapa saya katakan mirip? Karena baik secara body, rangka, dan mesin, produk Jialing 'fit & proper' dengan produk Honda. Akibatnya banyak onderdil Honda yang digunakan untuk menggantikan suku cadang Jialing yang asli. [caption id="attachment_154989" align="aligncenter" width="458" caption="Jialing Li-On, Mirip Honda Scoopy kan?"]

1326174444779914047
1326174444779914047
[/caption] Memang saat ini Jialing tidak begitu 'ngetop' seperti dulu lagi di pasaran. Namun menurut sebuah portal berita otomotif , Jialing masih cukup bertahan di luar Jawa. Saat saya mencoba untuk menelusuri produk Jialing terbaru, mereka cukup membuat saya terkagum-kagum dengan berbagai inovasi produk terbarunya yang benar-benar menggunakan prinsip ATM (amati, tiru, modifikasi). Memang kebanyakan industri di China menggunakan prinsip ini. Tak heran bila produk Jialing sendiri ada yang mirip Honda Tiger, Honda Scoopy, dan Yamaha Mio. Saya sendiri lebih terheran-heran dengan model retro seperti yang dipakai pada perang dunia kedua dengan motor tempelnya. [caption id="attachment_154991" align="aligncenter" width="454" caption="Jialing JH 600 B, mirip motor tempel Perang Dunia II"]
132617474695621416
132617474695621416
[/caption] [caption id="attachment_154993" align="aligncenter" width="396" caption="Mirip Vespa?"]
1326175520555695549
1326175520555695549
[/caption] Seru bukan? Ada banyak lagi produk Jialing lainnya yang Anda akan dibuat terkaget-kaget, karena tidak menyangka mereka akan benar-benar membuat duplikat atau retro dari produk sebelumnya. Anda  bisa melihat produk lainnya di http://www.vehibase.com dan http://www.buanajialing.com/ yang mungkin bisa menjadi inspirasi betapa ATM juga berguna. Bagaimana bisa Jialing membuat produk yang 'meniru' desain produk lain? Apakah itu tidak melanggar hak cipta. Saya menduga, pemerintah China 'memaksa' perusahaan asing yang akan menjula produknya di negera mereka, harus menggandeng perusahaan lokal untuk berkolaborasi dalam memproduksi produk tersebut.  Hal ini agar identitas negara mereka tidak serta merta hilang (baca: meraa terjajah) dengan adanya produk asing. Bukankah strategi Toyota dengan memberi nama Kijang pada produk mobil mereka di Indonesia sebagai bagian agar nasionalisme masyarakat Indonesia tidak terganggu akibat membanjirnya produk asing? Setelah saya telusuri kembali, ternyata memang Honda telah merangkul Jialing dalam tumbuh kembangnya dunia otomotif di negara China. Keren bukan? Kita bisa belanja mobil dan motor tanpa kehilangan kebanggan atas karya dalam negeri kita. Kembali lagi pada keberanian pemerintah kita tentunya untuk bisa menghidupkan industri dalam negeri dengan mengambil kebijakan strategis. Merdeka! [caption id="attachment_154992" align="aligncenter" width="700" caption="Pabrik Honda - Jialing (http://world.honda.com/group/JialingHondaMotors/)"]
132617524139926078
132617524139926078
[/caption]

______________ Saya bukan agen penjualan Jialing. Jangan coba-coba memesan motor di atas ke saya, kalau tidak ingin uang Anda hilang.... xixixi....

13262151651201559404
13262151651201559404

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun