Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

4 Agustus 2011   21:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari kenfairmans.blogspot.com

Mohon maaf jika saat membaca tulisan ini dan ternyata Anda tidak menemukan apapun yang Anda  butuhkan bagi lapar dan dahaga mata Anda. Puasa ini membuat saya seperti berada dalam lubang hitam (blackhole) Stephen Hawking yang menghilangkan semua kemampuan saya untuk berfikir bahkan menyatakan eksistensi diri. Saya merasa diri ini seperti tiada, lebih dari kata kosong yang memang sebelumnya tidak pernah ada isinya. Ketiadaan diri kalau boleh dibilang hampa membuat saya susah mencerna rangkaian kata dan akrobat kalimat orang lain, bahkan susunan huruf yang saya sebutkan sekarang ini sekalipun susah saya mengerti. Aneh, padahal sebelumnya saya merasa 'sedikit' ada isinya. Mungkin ini yang disebut sebagai 'Rumongso Iso, tapi ora iso rumongso' (jawa: merasa bisa tapi  tidak  bisa merasa). Semua susunan huruf dalam kata dan kalimat saya sepertinya telah terkena virus brontok yang muncul di tahun 2005. Walau tidak sampai merusak hardware, tetapi sedikit banyak mengosongkan makna dan esensi diri. Efeknya lebih dari 1000x xtc yang membuat saya fly tetapi tetap bersemangat. [caption id="" align="alignnone" width="653" caption="Diambil dari kenfairmans.blogspot.com"][/caption] Uh... saya menggeliat lagi dengan meregangkan semua otot dan tulang dalam tubuh, rasanya nikmat senikmat-nikmatnya. Ternyata nikmat itu tidak hanya saat saya merasa sedikit 'berisi', namun dalam kondisi hampa sekalipun masih merasakannya. Ah rasanya menjadi tidak penting lagi apakah isi atau kosong sekalipun. Semua menjadi tidak penting. Tolong dicatat, semua menjadi tidak penting dan benar-benar tidak penting. Mungkin saat ini Tuhan,maaf saya sengaja melibatkan Tuhan dalam kasus ini sebagai pernyataan ketidakberdayaan saya pada diri sendiri, apalagi pada orang lain dan apapun diluar diri saya sendiri. Saya ulangi lagi, maaf mungkin saat ini Tuhan sedang menuliskan di salahsatu lembaran halaman putih mulus di dalam buku saya, dengan tulisan

"Halaman Ini Sengaja Dikosongkan"

Ini kehendak Tuhan untuk mengosongkan salah satu buku tentang saya di Lauhmahfudz. Saya yakin ini pasti bukan pilihan bebas yang harus saya pertanggungjawabkan dihadapanNya. Bukan pilihan bebas saya yang menentukan apakah saya akan masuk surga atau neraka. Jadi, mohon maaf jika Anda tidak menemukan esensi apapun dari tulisan ini, karena yang Anda baca dari pikiran saya saat ini seperti ketika Anda membaca buku dan sampai pada sebuah halaman kosong yang bertuliskan 'halaman ini sengaja dikosongkan'. Atau ini memang bukan sekedar omong kosong?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun