Jika seseorang menyebutkan kata BTN, pasti yang tersirat di benak kita adalah kredit rumah, alias rumah yang dibeli dengan hutang dari dari Bank BTN. Hal ini wajar, karena sejak saya melek baca tulis, BTN (Bank Tabungan Negara) merupakan bank spesialis kredit perumahan. Jangan heran kalau kemudian muncul istilah rumah BTN untuk menyatakan rumah cicilan, walaupun yang memberi kredit dari bank lain. Pada tahun 2002 saat saya mengambil kredit rumah, setiap bulan saya berkunjung ke BTN untuk membayar cicilan  di jalan Pemuda Surabaya. Saat itu, jumlah kantor Bank BTN kurang dari 3 di seluruh Surabaya. Sehingga setiap awal bulan, jumlah antrian nasabah bank begitu panjang. Minimal saya harus menunggu 45 menit berdiri di depan kasir dan dilayani untuk transaksi pembayaran. [caption id="attachment_122006" align="aligncenter" width="600" caption="Kantor kas bank BTN Ngagel Surabaya"][/caption]
Namun Bank BTN saat ini sepertinya telah mengubah paradigmanya untuk menjadi seperti bank umum. Bank BTN bukan lagi sebagai bank spesialis kredit perumahan, tetapi juga melayani tabungan, deposito dan kredit untuk berbagai hal. Oleh karena itu, Bank BTN merasa perlu membuka cukup banyak kantor cabang dan kantor kas yang bersaing dengan berbagai kantor cabang bank lain. Saat ini lebih mudah menemukan Bank BTN di berbagai tempat daripada dua-tiga tahun sebelumnya. Bravo Bank BTN atas perbaikan pelayanannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H