Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surabaya Diserbu Ulat Buku!

14 Juli 2011   08:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika beberapa bulan lalu Jawa Timur dan beberapa daerah di Indonesia gempar karena serbuan ulat bulu, maka kali ini tadi malam Surabaya diserbu ulat buku (bookworm: membaca buku).  Orang tua dan anak-anak mereka tumplek-blek di beberapa toko buku yang menyediakan buku pelajaran. Rupanya tadi malam adalah puncak belanja buku bagi orang tua yang anak memasuki tahun ajaran baru. Awalnya setelah pulang dari kampus, saya berniat menukarkan buku Bahasa Indonesia kelas 3 SD dengan buku sejenis namun dengan pengarang yang berbeda ke TB. Toga Mas Margorejo Surabaya. Sesuai perjanjian sebelumnya, jika buku tidak sesuai maka pembeli boleh menukarkannya dengan buku yang berbeda, namun tidak boleh ditukarkan kembali dengan uang. Rupanya buku yang saya beli 3 hari lalu tersebut berbeda dengan yang ditentukan oleh pihak sekolah. Sekitar jam 19.30 saya tiba di pelataran TB. Toga Mas Margorejo. Wuih parkiran sepeda motor dan mobil penuh sesak hingga meluber ke pinggir jalan di luar area toko buku. Setelah memarkir sepeda motor plat M saya, saya menuju ke pintu masuk. Surprise... Kerumunan orang-orang yang antri menyambut saya di pintu masuk. Baru kali ini saya melihat orang antri begitu banyak untuk membeli buku. [caption id="attachment_119607" align="aligncenter" width="600" caption="Antrian para Ulat Buku (Bookworm) di TB. Toga Mas Margorejo"][/caption] Melihat antrian yang begitu banyak, saya jadi ragu-ragu untuk meneruskan niat saya menukarkan buku. Akhirnya sayapun balik badan untuk pulang saja daripada capek antri. Namun rupanya antrian para ulat buku tersebut mengusik semangat untuk menuliskannya. Seketika saya balik badan lagi dan masuk ke dalam toko buku. Saya berhenti di depan tempat informasi sekaligus penitipan tas dan jaket sambil diam sejenak mengagumi semangat para orang tua dan anak-anak mereka yang antri begitu lama demi buku-buku pelajaran yang harus mereka gunakan besok. Beberapa kali saya mengambil foto antrian para ulat buku tersebut dengan kamera poket saya, sampai akhirnya seorang petugas keamanan menegur saya dengan halus untuk tidak mengambil gambar. :) Seorang karyawan toko buku tersebut kemudian menanyakan keperluan saya. Sayapun menjelaskan keperluan sambl mengeluarkan buku pelajaran yang akan ditukar dengan buku lainnya. Beruntung karyawan tersebut cepat tanggap dan sigap. Rupanya dia sudah tahu prosedur yang berlaku sehingga saya tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk menjelaskan. Karyawan tersebut naik ke lantai 2 untuk mengambil buku yang saya maksudkan, sementara saya tetap menunggu di tempat semula. Tak berapa lama kemudian, karyawan tersebut datang kembali dengan membawa buku yang saya butuhkan beserta formulir penukaran. "Berapa Mas selisih yang harus saya bayarkan?" Tanya saya kepada karyawan tersebut. "Selisihnya bukunya Rp.16.100 Pak,"  jawab karywan tersebut yang setelah saya tanyakan bernama Huda. "Apa saya bayar di sini (loket penitipan) saja Mas Huda?" "Oh tidak bisa Pak, Bapak harus antri juga agar transaksi bukunya bisa dimasukkan ke komputer kasir," ujar Mas Huda dengan sopan. "Wah yang antri begitu banyak Mas, perasaan 3 hari lalu saya kesini tidak separah ini." Sambil tersenyum Mas Huda berkata, "Ya memang begitu pak, hampir setiap tahun ramai pada saat memasuki tahun ajaran baru." Akhirnya sayapun memutuskan untuk turut serta antri bersama para orang tua lainnya yang telah berubah menjadi ulat buku juga. Padahal toko buku di Surabaya begitu banyak. Selain TB. Toga Mas yang di Margorejo, TB. Toga Mas juga 4  cabang lainnya di seputar jalan utama Surabaya.  Tb. Uranus, TB. Diskon, TB. Manyar ditambah dengan TB. Gramedia dan Gunung Agung cukup melayani kebutuhan para ulat buku di Surabaya. memang setiap toko buku memberikan penawaran diskon yang lumayan seperti yang dilakukan oleh TB. Togas Mas dengan diskon 25% untuk semua buku pelajaran. [caption id="attachment_119612" align="aligncenter" width="600" caption="Antrian Ulat Buku (Bookworm) yang saya berada di dalamnya"]

13106323151895129102
13106323151895129102
[/caption] Sambil antri, saya mencoba menguping pembicaraan para orang tua yang sudah lebih dahulu antri. Sebagian bilang kalau dia sudah antri selama 1 jam, bahkan kemarin dia sempat antri 1.5 jam hanya untuk membayar peralatan tulis. Sayapun tidak ketinggalan untuk mencatat berapa lama saya harus antri untuk menukarkan buku anak saya. Setelah sekitar 30 menit, sayapun sudah berdiri tepat di depan kasir yang menyambut saya dengan senyum ramah khas Customer Service. Tidak lebih dari 3 menit berikutnya, saya sudah keluar dari jebakan antrian para ulat buku yang saya lihat masih terus bertambah walau jam telah menunjukkan jam 20.30. Luar biasa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun