Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Blogger dan Format Travel-Log

4 Januari 2015   19:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:50 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Blogger dan Devisa Secara tidak langsung, blogger sebenarnya bisa juga menjadi 'pahlawan devisa'. Loh kok bisa? Ya, caranya dengan membuat reportase setiap perjalanan ke tempat-tempat wisata yang ada di nusantara. Dengan kata lain, blogger bisa menjadi marketer sukarela alias voluntourism dengan menjadikan blognya sebagai etalase yang memotret potensi wisata Indonesia. Sehingga informasi potensi wisata kita akan sampai juga ke masyarakat internasional yang akan menarik mereka berkunjung ke Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara inilah yang meningkatkan devisa kita. Semakin banyak devisa yang kita dapat, semakin kuat fundamental ekonomi kita untuk memperkuat nilai tukar rupiah kita terhadap mata uang asing. Setiap tahunnya, dari sektor wisata bisa menyumbang sekitar 10 milyar dolar [1] dan penyumbang keempat terbesar pendapatan devisa negara [2]. Informasi wisata dalam negeri, tentunya juga akan diaksesa oleh masyarakat Indonesia. Sehingga diharapkan, orang Indonesia sendiri akan lebih memilih berwisata di tanah air, daripada ke luar negeri. Mereka akan lebih memilih mengunjungi Pantai Senggigi daripada Pattaya di Thailand. Dengan demikian, akan menghemat devisa dan sekaligus menggerakkan perekonomian daerah tempat wisata. Masalahnya memang, informasi tempat wisata secara detail, belum banyak tersedia secara online, yang memudahkan wisatawan mandiri ala backpacker bisa memiliki gambaran obyek apa saja yang dapat dikunjungi dan bagaimana menjangkau tempat wisata tersebut. Informasi yang lengkap akan mendukung seorang wisatawan untuk mengkalkulasi kebutuhan biaya minimal  yang harus disediakan untuk sampai dan menikmati sebuah tempat wisata. B. Travel-Log ala Saya Saya bukan blogger yang begitu sering berkunjung ke tempat-tempat wisata di tanah air. Beberapa perjalanan wisata yang dilakukanpun atas sponsor dari tempat kerja. Namun sebisa mungkin, saya tetap mencoba membuat reportase perjalanan ke tempat-tempat wisata yang pernah dikunjungi. Salahsatunya adalah saat ada tugas pelatihan ke Kabupaten Sumenep yang terletak diujung timur pulau Madura, saya menuliskan 3 hal yang menurut saya cukup menarik, yaitu Keraton Sumenep, sejarah logo Kabupaten Sumenep dan wisata oleh-oleh dengan layanan ramah khas pedagang Madura.

  1. Tempat Keramat di Kraton Sumenep.
  2. Mitologi dalam Logo Kabupaten Sumenep.
  3. Keramahan ala Pedagang Rengginang Madura.

Sayangnya reportase dan merupakan travel-log saya tersebut, foto-fotonya tidak dapat ditampilkan karena server kompasiana pernah mengalami masalah, sehingga hanya tulisannya saja yang tampil. Padahal foto atau gambar, bisa berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Lain kali, saya akan buat salinannya semua tulisan yang dibuat. Saya juga pernah bertugas ke Medan dan Danau Toba. Perjalanan tersebut saya tuangkan dalam 3 travel-log dengan cerita yang berbeda.

  1. Perjalanan ke Medan (Bagian 1)
  2. Perjalanan ke Medan (Bagian 2): Awas Kain Ulos!
  3. Perjalanan ke Medan (Bagian III-Tamat): Taxi Lebih Murah dari Bentor?

Beberapa foto yang saya masukkan di travel-log [caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Danau Toba - Dok.Pri"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Batu Gantung di Danau Toba - Dok.Pri"]

Batu Gantung di Danau Toba - Dok.Pri
Batu Gantung di Danau Toba - Dok.Pri
[/caption] [caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Belanja di Pulau Samosir - Dok.Pri"]
Belanja di Pulau Samosir - Dok.Pri
Belanja di Pulau Samosir - Dok.Pri
[/caption] [caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Becak Motor Medan - Dok.Pri"]
Becak Motor Medan - Dok.Pri
Becak Motor Medan - Dok.Pri
[/caption] Perjalanan ke Danau Toba dan Pulau Samosirnya tidak cukup memuaskan, karena waktu yang terlalu sempit yang ditentukan oleh panitia tour. Padahal ada banyak yang ingin saya ketahui dari tempat-tempat bersejarah dan cerita raja-raja Toba, yang bisa dituliskan. Satu perjalanan, bisa dituliskan dari banyak sisi yang menarik yang mungkin pembaca travel-log kita disuguhi informasi mulai dari tempat, sejarah, kuliner, tempat belanja dan lain-lainnya. C. Format Travel-Log untuk Blogger Sebenarnya sayang sekali bila seorang blogger mengunjungi sebuah tempat wisata, namun tidak banyak yang bisa dibagikan ke pembacanya, kecuali beberapa foto narsis dirinya. Memang hingga saat ini, belum ada panduan tentang apa yang harus ada dalam sebuah travel-log atau apa yang harus ditulis di catatan perjalanan kita. Semua pasti tergantung situasi dan kondisinya. Setidaknya, konsep jurnalistik dengan 5W+1H itulah yang digunakan sebagai dasar membuat reportase tempat wisata yang kita kunjungi. Pada bagian ini, saya coba merumuskan format travel log ala saya. Format ini disusun dengan menempatkan diri kita sebagai pembaca dan apa kira-kira yang ingin diketahui pembaca. Jadi, travel-log bisa berisi:
  1. Nama Tempat Wisata dan Deskripsinya Tulis dengan benar nama tempat wisata yang kita kunjungi agar pembaca bisa dengan mudah tempat wisata yang kita kunjungi. Contoh "Tempat Wisata Jatim Park". Tempat wisata Jatim Park ada 2 dan sama-sama terletak di Malang. Termasuk juga menuliskan ejaan yang benar, agar tulisan kita mudah diindeks oleh mesin pencari Google.  Sertakan juga penjelasan atau deskripsi singkat dari objek wisata yang dikunjungi. Contoh, "Taman Nasional Bantimurung di Makassar adalah sebuah taman alam tempat pelestarian kupu-kupu dan memiliki air terjun yang indah, terletak di Kabupaten Maros." Selain itu, pembaca pasti akan terbantu bila kita menjelaskan fitur apa saja yang bisa dinikmati di tempat wisata tersebut, sehingga pembaca travel-log kita punya gambaran apa saja yang akan dikunjunginya di tempat wisata tersebut.
  2. Transportasi dan Akomodasi Bagi mereka yang akan berwisata dengan menggunakan biro travel, informasi tentang transportasi dan akomodasi memang tidak begitu penting. Berbeda dengan mereka yang pergi ala backpacker, informasi lokasi tempat wisata, cara mencapainya dengan menggunakan berbagai moda transportasi dan tarif setiap moda transpoortasi, akan sangat berharga untuk merencanakan jenis transportasi yang dipilih beserta biayanya. Informasi tentang akomodasi atau penginapan yang tersedia di sekitar tempat wisata juga penting. Selain lokasi penginapan, tarif kamar, kenyamana dan keamanan juga dibutuhkan oleh pembaca.
  3. Wisata Kuliner dan Oleh-oleh Rasanya tidak ada wisatawan yang tidak membutuhkan kuliner dan oleh-oleh. Informasi kuliner biasanya berkaitan dengan kuliner yang khas di suatu daerah. Misal kalau ke Surabaya, rujak cingur dan lontong balap yang enak itu di mana, bukanya jam berapa dan berapa harganya. Atau bisa juga kuliner halal yang ada di seputar Denpasar dan tempat wisata di Bali. Toko oleh-oleh juga penting untuk direportasekan. Mulai dari jenis barang oleh-oleh yang dijual, hingga harga dan bisa cara tawar menawar agar pembeli tidak membeli dengan harga yang lebih mahal.
  4. Cerita, Mitos, Legenda, Sejarah atau Local Wisdom Beberapa tempat wisata biasanya punya cerita atau cuman sekedar mitos. Cerita in i juga bisa menjadi daya tarik dan pengetahuan bagi pembaca. Informasi ini bisa kita dapatkan dari pemandi wisata, juru kunci, atau sekedar wawancara singkat dengan orang-orang yang ada di sekitar tempat wisata. Jangan enggan untuk bertanya pada pemilik warung atau orang-orang yang kita temui di tempat wisata. Nama-nama tempat wisata air terjun di Malang, misalnya ada yang bernama Coban Rondo dan Kakek Bodo, Selain air terjunnya yang indah, kita juga bisa menceritakan sedikit cerita dan mitosnya di balik penamaan tempat tersebut.
  5. Foto Rasanya tidaklah sempurna bila travel-log tanpa dilengkapi dengan foto. Biasanya teman-teman blogger menampilkan foto narsis di tempat wisata tersebut, sebagai bukti kalau mereka benar-benar berkunjung ke lokasi wisata tersebut. Namun ada baiknya bila foto-foto keindahan dan keunikan tempat wisata tersebut juga ditampilkan, tanpa wajah kita di dalamnya. Jangan sampai keindahan tempat wisata, tercemari bahkan tertutup oleh penampakan wajah kita sendiri. Hehehe... just kidding. Oh ya. Sebaiknya gunakan juga kamera dengan resolusi dan hasil pewarnaan yang bagus, agar foto yang ditampilkan bisa menjual tempat wisata yang kita kunjungi dengan menampilkan foto yang sebagus aslinya.
  6. Keunikan lainnya Keunikan lainnya yang bisa kita tuliskkan di travel-log kita, bisa peristiwa yang terjadiatau moment tertentu yang langka, serta opini kita tentang hal yang kita temui di tempat wisata tersebut. Ini tergantung dari daya dan gaya kreativitas kita, untuk melihat dan menampilkan hal tidak dilihat oleh orang lain pada umumnya. Keunikannya bisa juga dari kenangan kita di tempat tersebut. Mungkin seperti yang saya tuliskan dengan judul, Air Terjun yang Membahagiakan.

Tentu saja, travel-log yang kita buat tidak harus sesuai memuat semua yang dtuliskan di atas. Saya sendiri tidak selalu menuliskan informasi penuh sesuai format travel-log tersebut. Setiap blogger pasti punya minat atau ketertarikan sudut pandang tersendiri tentang apa yang ingin ditulisnya dari setiap perjalanan wisatanya. Lebih baik lagi kalau merasa sebagai voluntourism, bisa menuliskan potensi wisata Indonesia, agar bisa menjadi informasi yang berharga bagi wisatawan domestik maupun manca negara. Link wisata Indonesia yang bisa Anda kunjungi: http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia/ Referensi [1] http://www.tempo.co/read/news/2014/03/17/090562890/Pariwisata-Sumbang-Devisa-US-10-Miliar [2] http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun