Mohon tunggu...
Chofifah WardatulJannah
Chofifah WardatulJannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

:))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuatnya Stigma Patriarki di Dalam Keluarga

15 Januari 2022   09:15 Diperbarui: 15 Januari 2022   09:19 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada negara kita sejak zaman dahulu patriarki sudah tidak terdengar asing dengan kondisi masyarakatnya.  Patriarki mempunyai arti sebagai laki-laki mempunyai kedudukan tertinggi dan mempunyai hak yang bisa dibilang istimewa pada suatu system sosial. 

Banyak contoh yang menggambarkan patriarki di Indonesia seperti pada pemilihan pemimpin di sebuah kelompok atau komunitas lebih mengarah atau lebih mengutamakan kaum laki-laki tanpa melihat terlebih dahulu kemampuan yang ada di kaum perempuan, bisa jadi kaum perempuan lebih unggul atau lebih paham mengenai sesuatu, tetapi pasti ada saja ketidaksetujuan dari kaum laki-laki bahkan bisa juga pendapat ini diabaikan. 

Adanya penolakan ini terdapat alasan bahwa kaum perempuan tidak cocok untuk menjadi pemimpin ada alasan lain yaitu kaum laki-laki akan merasa malu jika laki-laki dipimpin oleh perempuan.

Terdapat kemajuan saat ini tentang pola pikir dan pengetahuan tentang patriarki, adanya dukungan dari mengkampanyekan dan melakukan Gerakan peduli yang menuntut kesetaraan gender terhadap laki-laki dan perempuan. 

Gerakan tersebut sudah bisa dilihat hasilnya, stigma ini mulai berkurang dari waktu ke waktu sudah terdapat perempuan yang sukses mepimpin, stigma ini masih belum sepenuhnya hilang di negara ini.

Pemahaman tentang patriarki ini biasanya pada keluarga dan masyarakat sudah didoktrin secara turun temurun kepada anak cucu mereka. Dengan menggangap patriarki seperti itu maka masyarakat secara individu menjadi normal dengan adanya pikiran patriarki ini. 

Keluarga juga menganggap wajar patriarki karena dalam keyakinan agama islam laki-laki ada diposisi sebagai imam di Indonesia masyarakatnya beragama islam penyebab patriarki susah untuk dihilangkan.

Stigma patriarki bukan hanya memberikan dampak yang merugikan untuk kaum perempuan tapi sama hal nya dengan kaum laki-laki. 

Kaum laki-laki dituntut untuk selamanya kuat secara mental dan fisik disaat bearada pada kondisi yang kesulitan atau saat sedang sakit tidaak boleh menangis, ada juga keterbatasan kaum laki-laki yang bekerja pada aspek-aspek tertentu. Apalagi kaum laki-laki yang berprofesi pada bidang yang diaaggap maskulinitas seperti fashion designer dan koki. 

Stigma patriarki berlawanan dengan stigma feminisme, patriarki bukan budaya yang harus dilestarikan maka dari itu muncullah stigma fenisme. 

Feminisme bukan tercipta untuk memperjuangkan hak kesetaraan gender bagi kaum perempuan tetapi jika dilihat lagi feminisme ini juga memiliki dampak yang menguntungkan bagi kaum laki-laki. Sehingga bisa dikatakan untuk memperjuangkan keadilan dan kedua gender.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun