Mohon tunggu...
Choco Vanilla
Choco Vanilla Mohon Tunggu... -

Seorang Ibu yang ingin menjadi sahabat terbaik untuk kedua malaikatnya :)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dendam Contact Center Officer?

29 Januari 2014   14:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:21 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilahnya sih bisa apa saja. Customer Service, Customer Support, Customer Care Officer, Customer Relation, wis apa sajalah. Ujung-ujungnya ya para petugas yang menangani komplain dari pelanggan. Mau dari perusahaan TV kabel, Telkom, PLN, internet provider, dll.

Aku punya pengalaman menyebalkan dengan orang-orang di balik telepon ini, Kawan. Gak tahu juga sih, apa boleh menyalahkan mereka atau menyalahkan perusahaannya saja? Betul, mereka punya standarisasi dalam menjawab telepon, sopan, meski kadang dimaki atau dimarahi. Jujur saja aku pernah menegur sangat keras pada mereka. Sebetulnya sih kesal pada perusahaannya tapi kan gak tahu mesti ngomel ke siapa, jadilah mereka jadi pelampiasannya :P

Jadi begini, Kawan, aku baru saja berlangganan salah satu TV kabel (nanti kalau masih gak beres juga akan kusebut namanya :P ). Setelah sebelumnya berlangganan TV satelit selama 7 th lebih yang nyaris tanpa masalah berarti. Karena tergiur penawaran sales nya, apalagi dengan janji internet yang ngacir, maka tergodalah untuk pindah. Betul, internetnya memang jaminan mutu daripada yang selama ini aku pakai. Tapiiiii.... untuk TV kabelnya nyebelin :cry: Salah satu dekoder bermasalah terus.

Maka komplainlah aku ke CCO ini. Jawaban standar, lembut, dan gak lama kemudian TV nyala lagi. Masalah mulai timbul ketika kami nambah salah satu program bola. Setiap hari Sabtu ketika suami mau nonton Liga Inggris, aku harus telpon dulu ke CCO baru bisa. Dan Kawan tentu tahu, untuk bisa berbicara dengan CCO ini harus ngantri bisa sampai 10-15 menit. Berapa pulsa sudah terbuang percuma? :( Sudah 3 kali hari Sabtu terulang kejadian yang sama. Bahkan puncaknya ketika kami sama sekali gak bisa menikmati program movie, hanya bisa TV lokal saja. Waduh, emosi sudah di ubun-ubun ini! Dan telponlah aku meski harus menunggu sekian menit. Semua instruksi sudah dijalankan. Bisa. Tapi keesokannya gak bisa lagi.

Waahhh, muarah duoongg! Maka telepon yang terakhir aku membentak-bentak Si CCO itu. Aku merasa dipermainkan. Masa iya sudah lapor beratus kali layanan gak berubah? Masa iya setiap mau menonton harus telepon dulu? Dan setelah kubentak-bentak (tanpa kebon binatang, lhoo!), TV di kamar oke lagi. Tapi hanya semalam, Kawan! Keesokannya mendadak jadi No Signal! Hilang semua! Hellooooowww.....

Apakah ini Dendam Nyi Pelet karena kumaki-maki? Meski pada waktu itu si CCO menjawab dengan sopan, halus, tapi apakah hatinya tidak sakit? Dan sekarang ganti aku yang dipermainkan? Apalagi setiap kali aku menelepon pasti ganti orang. Mungkin gak jadi beban buat mereka. Dengarkan, catat, lupakan! Toh nanti ganti shift kan? CCO yang lain lagi kan?

Huwaaaa.... kesel, deh! Tapi mesti gimana? Kalau sudah begini mau mengadu ke siapa? Dijanjikan teknisi datang, tapi mana? Yang aku gak tahu, apakah CCO ini punya akses untuk mengerjai pelanggan? Dengan menutup akses tayang beberapa program atau seluruhnya? Apakah mereka punya kuasa untuk mengendalikan penayangan program? Apakah mereka boleh mengerjai pelanggan yang menurut mereka mengesalkan? Padahal kan aku yang kesal, wong sudah bayar kok masih gak bisa nonton? Hiks...hiks...

Adakah Kawan punya pengalaman yang sama? Atau mungkin ada di antara Kawan yang bekerja sebagai CCO? Share yaa....

Gambar pinjam dari Google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun