Di artikel ini saya mau share tentang bagaimana cara Jepang bisa menjadi negara yang bersih, negara yang jarang banget nemu orang buang sampah sembarangan.Â
Jepang merupakan negara yang sangat sangat ketat dalam urusan pemilahan sampah. Waktu awal pindah ke Jepang itu sampai pusing ingetin pembagian jenis sampah dan hari-hari pembuangannya.
Waktu saya melapor ke City Hall (di sini kalau ada penduduk baru itu wajib lapor ke City Hall buat ditulisin alamat di Residence Card-nya), dari mereka memberikan guide-book untuk gaijin (orang asing) yang pindah ke Jepang.Â
Isi dari guide-book tersebut pun sangat beragam, mulai dari alamat-alamat dan nomor telepon untuk kondisi darurat (seperti kantor polisi, pemadam kebakaran, dll), rumah sakit, peta evakuasi jika terjadi bencana alam, dan penjelasan pemilahan sampah.Â
Untungnya si guide-book diterjemahkan ke beberapa bahasa, yaitu bahasa Korea, Mandarin, dan Inggris, jadi masih bisa saya pahami isinya. Nah, berhubung Jepang merupakan negara yang disiplin dan rapih, maka kali ini saya akan membahas sedikit mengenai jenis pemilahan sampah yang ada di Jepang. Pasalnya, di Jepang, kita tidak boleh membuang sampah sembarangan. Daripada Kompasianer penasaran, yuk simak ulasan berikut ini!
Recyclable ResourcesÂ
Sesuai namanya, sampah ini merupakan sampah yang masih dapat didaur ulang kembali dan terbagi ke dalam 5 kelompok berikut:
Botol gelas
Untuk botol gelas tutupnya harus dibuka dulu (kalau tutupnya dari plastik maka dimasukkan ke dalam bagian sampah plastik). Isinya juga harus dikeluarkan dan botol dibilas sebentar.Â
Untuk sampah botol biasanya mereka akan menyediakan keranjang berwarna kuning pada hari pembuangan sampah botol, jadi tinggal kita masukkan dan susun di dalam keranjang deh.
Wadah kaleng besi dan aluminum
Wadah kaleng juga sama harus dibuang isinya dan dibilas sebentar. Untuk sampah kaleng dimasukkan ke dalam keranjang berwarna biru yang tersedia pada hari pembuangan sampah kaleng.
Wadah plastik dan bungkusan plastik
Buat yang bingung bedain ini termasuk sampah plastik atau tidak, coba cek di kemasan barang tersebut. Biasanya pada kemasan tercantum jenis kategori wadah tersebut.Â
Kalau untuk plastik akan ada logo dengan tulisan. Nah, yang termasuk ke sampah plastik adalah botol plastik, cup minuman/pudding/mie instan, tray styrofoam (biasa beli daging bawahnya pakai tray ini), plastik/bungkusan makanan, label kemasan dan tutup minuman, wadah telur, dan keranjang jala buah-buahan.Â
Untuk sampah plastik, sebelum dibuang, ada baiknya untuk dibilas sebentar dan cukup dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan, diikat rapi, dan diletakkan di lokasi pembuangan sampah pada harinya.
Sampah kertas biasanya berupa koran, majalah, kertas-kertas brosur, kotak karton, kotak susu, dan sebagainya, harus diikat atau dimasukkan ke dalam tas kertas dan diletakkan di lokasi pembuangan sampah pada harinya.
Botol PET
Untuk botol PET biasanya ada logo segitiga dengan angka 1 pada kemasan. Untuk botol PET jangan lupa dicopot dulu tutup botol dan labelnya, kemudian botol dimasukkan pada keranjang yang tersedia atau di dalam plastik.
Jenis sampah yang termasuk ke dalam kategori ini adalah sampah dapur (misal kulit buah, tulang ikan, cangkang telur), sobekan kertas, popok kertas, baju, potongan kayu dan dedaunan, produk karet (misal sarung tangan, sepatu bot, selang), produk yang terbuat dari kulit, wadah plastik dengan noda atau isi yang susah dibersihkan, produk plastik dan vinil (misal pelampung, CD, sikat gigi, pulpen, rak plastik, dll).Â
Cara pembuangannya cukup mudah, dimasukkan ke dalam plastik bening atau plastik sampah yang sesuai dengan daerah tempat tinggal (misal warna kuning untuk Suginami, ini biasa ada dijual di supermarket daerah tersebut).
Produk gelas, produk metal, benda tajam, keramik, paying, baterai, alat elektronik kecil (misal remote, setrika, dll), dan kaleng gas serta spray. Penanganan sampah ini sama dengan sampah yang dapat dibakar, yaitu dimasukkan ke dalam plastik bening, tetapi untuk beberapa sampah memerlukan penanganan lebih lanjut.
Bulk Waste
Punya kursi atau meja yang sudah tidak terpakai dan mau dibuang? Eitss, untuk barang berukuran besar tidak bisa seenaknya kita buang dengan cara diletakkan di depan rumah pada saat hari pembuangan sampah loh.Â
Kita harus telepon ke kantor yang khusus mengurus bulk waste dan nantinya kita akan diberikan stiker untuk ditempelkan pada barang yang akan kita buang.
Ukuran barang yang termasuk bulk waste adalah barang dengan ukuran panjang/lebar/tinggi lebih dari 30cm. Dan pembuangan barang itu dikenai biaya berdasarkan ukurannya.Â
Makin besar makin mahal tentunya. Misalnya untuk kursi dan meja kecil sekitar 400, kasur 800, rangka tempat tidur 1.200, dan lain sebagainya. Buang sampah aja kudu bayar, makanya daripada dibuang, mending dikasih ke teman yang membutuhkan barangnya.
Ya itulah jenis pemilahan sampah di Jepang, ribet banget ya, tapi jadi disiplin memang pembuangan sampahnya dan mempermudah mereka dalam daur ulang sampah.Â
Saya lihat di Indonesia juga mulai terdapat beberapa tempat sampah yang dibagi sesuai dengan jenis sampahnya. Ada yang dibagi menjadi sampah organik dan anorganik. Pertanyaannya adalah apakah pelaksanaan pembagian sampah tersebut sudah berjalan baik di masyarakat?Â
Jujur kadang saya sendiri juga bingung kalau ada tempat sampah seperti itu buang sampah A ke yang organik atau anorganik ya? Fasilitas pembuangan sampah sudah ada, yang perlu ditingkatkan lagi adalah sosialisasi ke masyarakatnya.
Di Jepang setahun sekali mereka akan mengirimkan buletin jadwal pembuangan sampah dan bagaimana pembagian jenis sampah. Selain itu, hampir di semua produk Jepang mereka memberikan tanda pada kemasan, yang menunjukkan barang ini nantinya masuk ke kategori sampah apa.Â
Jadi yang berperan tidak hanya pemerintah, tapi dari seluruh produsen barang, dan juga lapisan masyarakat. Bukannya membandingkan-bandingkan, tapi hanya sekedar membagikan pengetahuan baru dan mungkin cara seperti ini bisa diadopsi untuk pengelolaan sampah di Indonesia yang lebih baik.
Salam hangat :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI