Fenomena ini mengakibatkan berbagai masalah, termasuk kurangnya perhatian yang ditunjukkan terhadap pertanyaan betapa nyatanya konsekuensi riset yang dilakukan. Ini berarti bahwa banyak upaya penelitian formalitas,tanpa kerangka yang berarti dan tujuan yang jelas untuk memiliki dampak signifikan pada kontribusi kemajuan ilmiah atau pemecahan nyata isu masyarakat.
Selain itu, tantangan lainnya yang dihadapi adalah keterbatasan akses terhadap sumber daya dan pendanaan untuk riset. Masalah ini menjadi hambatan signifikan yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas penelitian yang dapat dilakukan, serta membatasi kemampuan para peneliti, terutama di kalangan akademisi muda dan lembaga pendidikan yang lebih kecil, untuk berinovasi dan berkontribusi secara maksimal
Maka dari itu diperlukan pendekatan yang komprehensif mulai dari edukasi, penyediaan fasilitas dan pendanaan, hingga perubahan dalam sistem penilaian akademik. Dengan memberikan dukungan yang tepat dan mendorong budaya riset yang inklusif dan berdampak, riset di Indonesia bisa menjadi lebih relevan, bermanfaat, dan menarik bagi generasi muda. Ini tidak hanya akan meningkatkan kontribusi riset terhadap kemajuan bangsa, tetapi juga memastikan bahwa riset di Indonesia mampu menjawab tantangan-tantangan global yang semakin kompleks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H