Mohon tunggu...
Wayan Chitra
Wayan Chitra Mohon Tunggu... Freshgraduate -

I am a young writer on Kompasiana. Bachelor of Nutrition :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Herbivora vs Omnivora: Bagaimana Konsumsi Daging Mempengaruhi Kesehatan

1 November 2016   10:57 Diperbarui: 1 November 2016   11:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi pencinta daging yang ingin menjadi vegetarian masih berusaha untuk menemukan titik temu makanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Seorang vegetarian menganggap bahwa konsumsi daging dapat mempengaruhi kesehatan dan tidak dapat menurunkan berat badan. Tapi, apakah itu benar-benar sehat? Beberapa dari mereka salah paham tentang apa artinya menjadi sehat.

 Seorang ahli gizi profesional tidak pernah menggunakan istilah "Makanan Sehat". Pelabelan makanan sehat atau tidak itu tergantung seberapa banyak makanan yang dikonsumsi. Menurut The European Food Information Council, konsumsi daging tidak akan menyimpang dari sehat menjadi tidak sehat apabila ada tindakan untuk mengkonsumsinya secara seimbang.

Keadaan tanpa Daging

Vegetarian telah lama dianggap  sebagai seseorang yang peduli dengan lingkungan, hewan dan kesejahteraan tubuh mereka. Menurut Centers for Disease Control and Prevention lebih dari sepertiga orang dewasa di Amerika Serikat mengalami obesitas. Asupan rata-rata daging dalam satu tahun mencapai 121,5 kg, dua kali lipat dengan yang dianjurkan oleh U.S. Department of Agriculture. 

Mengkonsumsi daging dan produk hewani lainnya seperti keju dan telur secara berlebihan, dan mengabaikan kebutuhan dasar gizi yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran dan biji-bijian sangat memberikan dampak negatif bagi tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di University of Southern California ditemukan bahwa orang-orang yang diet tinggi protein hewani empat kali lebih mungkin meninggal akibat kanker dibandingkan mereka yang mengkonsumsi makanan tinggi protein dengan jumlah rendah dan sedang. Tubuh akan menngucapkan rasa syukur apabila konsumsi makanan tinggi protein seperti daging, keju dan telur tidak berlebihan dan menambahkan sayur dan buah ke dalam menu makanan.

Menjadi seorang vegetrian belum tentu menjamin kesehatan terutama untuk wanita. Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu dalam jurnal PLoS ONE, dimana peneliti membandingkan kelompok Omnivora vs Herbivora, kelompok diet vegetarian memeliki derajat kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok diet lainnya. Penelitian ini memeiliki keterbatasan cara membandingkan diet. Bahkan peneliti mengaku ada kesalahan pada beberapa peserta sehingga tidak dapat mewakili seluruh dunia. 

Semua ini tergantung bagaimana anda menjalani diet sehari-hari. Setiap kali berhenti mengkonsumsi kelompok makanan tertentu, maka ada risiko kehilangan zat gizi tertentu. Seorang vegetarian perlu fokus pada bagaimana cara melengkapi asupan protein dalam menu diet sementara seorang vegan perlu memprioritaskan asupan zat besi, kalsium, vitamin B12 dan seng. 

Pada dasarnya kedua kelompok ini harus menyeimbangkan asupan makanan mereka, memilih makanan yang tinggi zat gizi seperti karbohidrat, lemak dan protein serta vitamin dan mineral guna mempertahankan gaya hidup aktif.

Salam sayang

Wayan Chitra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun