[caption caption="Terbawa perasaan "]Saat pertama kali ku mengenalmu di media sosial facebook ku, aku hanya berkata dalam hati kecil "siapa sih orang ini, sok kenal sekali". Karena aku merasa kau adalah pria baik-baik yang hanya bertujuan untuk "say hello" aku pun membalas chat mu di facebook dulu. Kita berkenalan, kau meminta nomor hp ku dan entah kenapa saat itu pikiran ku dengan mudahnya memberikan nomor hp ku. Aku pikir kau tidak akan menghubungi ku, tapi ternyata satu bulan kemudian kau menghubungi ku. Aku dengan lantangnya menjawab telepon mu "ini siapa?" karena aku pikir hanya "orang iseng" dan ternyata itu kau Mr. G. Kita mulai berbincang untuk pertama kalinya melalui telepon dan saat itu aku belum punya keinginan untuk menyimpan nomor mu di buku telepon ku.Â
Karena aku berpikir kau hanya ingin main-main, tapi ternyata kau masih terus menghubungi ku, menyapa ku dan aku masih belum punya keinginan untuk menyimpan nomor mu. Hingga pada suatu hari, kau meminta untuk terhubung dengan ku via BBM messanger. Aku pun dengan mudahnya memberikan mu akses untuk terhubung dengan ku via BBM. Kau mulai sering menghubungi ku dan untuk pertama kalinya kau meminta bantuan ku. Kau meminta ku untuk membantu teman mu yang akan melakukan ujian S2 H*kum di Universitas Diponegoro. Entah kenapa saat itu aku dengan senang hati mau membantumu dan temanmu yang sama sekali belum aku kenal dan belum pernah aku temui sebelumnya.Â
Bisa saja kan kau dan teman mu bersekongkol menjadi agen penculikan. Hahaha *canda* Tapi, ternyata teman mu salah satu orang yang bisa berbaur dengan teman-teman ku. Dia juga bercerita kau itu orang yang sangat baik. Aku jadi penasaran dengan apa yang dikatakan oleh teman mu itu.Â
Setelah misi membantu teman mu selesai, aku mulai berpikir untuk menyimpan nomor mu di daftar buku telepon ku. Kita mulai sering berkomunikasi via BBM, via telepon dan via sms. Awalnya aku berpikir untuk menjadikan mu teman, teman yang hanya terpaut lewat media sosial. Tapi, setelah 4 bulan berlalu tepatnya di bulan Juli aku mulai merasakan kenyamanan, ketenangan di setiap kali aku bercerita dengan mu. Aku pikir ini hanya perasaan sesaat saja, tapi nyatanya aku mulai ketergantungan untuk menceritakan semua kegiatan ku. Selama 3 bulan lamanya, aku masih berusaha untuk menyimpan dan menunjukkan respon yang biasa-biasa saja.
 Tapi, lama-kelamaan aku tak mampu untuk menyimpannya. Aku mulai memiliki perasaan suka, suka dengan kepribadianmu, suka dengan sikap mu. Dalam konteks ini aku tidak pernah berharap kau menjadi kekasih ku, aku hanya ingin mengetahui lebih banyak hal tentang kau. Yaa, aku mengerti kau pasti berpikir aku ini wanita yang mudah terbawa perasaan atau bahasa kerennya "baper". Tapi, ada satu hal yang harus kau tau. Aku bukan wanita yang mudah terbawa perasaan seperti yang kau pikir saat ini. Kalau memang aku ini wanita yang mudah terbawa perasaan, mungkin sejak pertama kali kita kenal di media sosial "facebook" aku sudah sering menghubungi mu. Nyatanya? Tidak sama sekali kan?Â
Mungkin dari sini kau bisa instrospeksi diri, tidak ada wanita yang baper kalo bukan karena pria itu sendiri yang membuat suasananya baper.Â
Cuma cerita fiksi, bukan berdasarkan cerita nyata.Â
Â
Good night
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H