Mohon tunggu...
Chistofel Sanu
Chistofel Sanu Mohon Tunggu... Konsultan - Indonesia Legal and Regulation Consultant On Oil and Gas Industry

Cogito Ergo Sum II Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin II https://www.kompasiana.com/chistofelssanu5218

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Diajarkan Ukraina kepada Eropa tentang Perlunya Nasionalisme

30 April 2022   21:50 Diperbarui: 30 April 2022   21:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liberalisme, nasionalisme, kebebasan, demokrasi, dan tradisi harus berjalan beriringan. Eropa harus memisahkan diri dari beberapa mimpi postmodern, bahasa, retorika, dan asal-usul Sosialis, dan mengurangi universalismenya.

Bahkan konsep perang, yang paling dibenci pada akhirnya, harus dipertimbangkan kembali. Sinyal gencatan senjata dan Kembali berunding dari tidak mencegah atau menghentikannya. Putin-lah, yang harus dihentikan.

Jerman menggandakan anggaran pertahanannya dalam satu hari, sebuah instruktif tidak biasa. Israel adalah negara yang tidak akan bertahan satu hari pun jika tidak tahu bagaimana berperang, memenangkan perang, dan memupuk keberanian. Dibutuhkan banyak kekuatan moral untuk mempertaruhkan nyawa anak-anak.

Uni Eropa telah sepenuhnya melupakan prinsip ini, tetapi sekarang perlu mengingatnya. Jika orang Israel terlepas apakah religius atau sekuler, faksi kiri atau kanan, tidakada yang tahu bagaimana mengatasi prinsip-prinsip keras mereka sendiri dan tetap bersatu dalam kebutuhan, tanpa itu, mereka tidak akan bertahan dan berkembang ditengah lautan Arab. Beruntunglah negara yang memiliki pahlawan.

Atakhirnya, seperti yang dijelaskan oleh mendiang sejarawan Timur Tengah Bernard Lewis, orang-orang Turki menyadari bahwa serangan balik senjata mereka telah menenggelamkan kapal perang mereka yang bagus.

Kita harus menggerakkan meriam demokrasi untuk mencegah kapal kebebasan kita tenggelam, seperti Kekaisaran Ottoman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun