Mohon tunggu...
Chipriant Antok
Chipriant Antok Mohon Tunggu... -

aku hanya seorang yang suka menulis dan penyuka karya kreatif. menulis di kompasiana adalah ilmu, utamanya untuk berbagi di http;//www.teraswarta.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

CPNS, "Mencari Jarum di Antara Tumpukan Jerami"

25 September 2013   11:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puluhan, ratusan bahkan ribuan orang menyerbu situs .go.id. Situs pemerintah yang sedang punya “gawe”membuka lowongan kerja. Dan beberapa hari yang lalu telah diumumkan hasil penyaringan berkas administratif.

Senang, begitu mungkin yang dirasakan oleh mereka yang diterima. Namun tak hanya cukup di situ saja, masih ada banyak lagi yang harus dilalui untuk menempati lowongan pekerjaan yang dibuka oleh pemerintah ini.

Sebelum pendaftaran online dan juga penyerahan berkas, para pencari kerja ini telah disbukkan dulu dengan mencari legalisir untuk ijazah, mencari SKCK di kepolisian, test kesehatan, serta mencari kartu kuning. Bukan hal yang aneh pula jika inipun tak luput dari mengeluarkan biaya. Belum lagi bila ada yang berkeinginan membeli soal-soal prediksi yang entah seberapa besar kemungkinan keluar dalam soal  ujian CPNS nantinya.

1380083252512822459
1380083252512822459

Ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami itu mungkin gambaran yang mungkin tepat akan kesempatan yang dibuka ini. Bagaimana tidak? Ada satu atau dua atau lebih formasi lowongan yang membutuhkan pegawai baru sedang satu formasi bisa berbanding dengan ratusan sampai ribuan orang.

Namun demikian hal ini memang banyak diharapkan. Dijadikan impian oleh para pencari kerja yang tak hanya berisi oleh mereka yang baru saja lulus namun juga yang telah beberapa kali mencoba. Inilah wajah bangsa ini dalam wujud pekerjaan. Masih jelas tergambar dalam ingatan saya bagaiaman dulu menjadi Pegawai Negeri Sipil bukan tujuan utama disaat tanah-tanah masih luas untuk bercocok tanam. Masih jelas dalam ingatan saya bagaimana Palawija menjadi andalan sebuah hasil panen. Masih jelas dalam bayangan saya bagaimana menjadi pengusaha adalah tujuan yang banyak dicari. hal yang saat ini tak lagi banyak diperbincangkan.

Waktu berkata lain, kesempatan berkata beda. Menjadi pengusaha bukan hal mudah atau murah, sewa sebuah gedung apalagi membangunnya membutuhkan dana yang tak urung mencekik hasrat untuk mencapainya. Yang terjadi adalah pengusaha berhasil lantas memiliki begitu banyak bentuk usaha yang memukul mundur para pengusaha kecil.

Usaha menjadi penipu yang lantas marak ada di mana-mana. Berkedok undian, berkedok perubahan angsuran, berkedok bisnis yang alhasil hanya penipuan.

Pemerintah dengan lowongan yang dibukanya adalah salah satu harapan menyegarkan bagi para pencari kerja yang jumlahnya sangat banyak. Berharap bisa menjadi bagian dari ekerja kantoran di ladang pemerintah yang nyaman, enak, santai, dan disaat tua nanti ada pensiun yang menunggu. Dan satu di antara beribu akan tetap dicari dengan doa dan harapan sama yakni diterima. (chipriant)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun